Terus Menyalakan Asa

(Reportase Rapim SEKSAMA Penerbit Katolik Indonesia)

Oleh: Eki Junedin, OCD

Langit sedang mendung dan menurunkan gerimis halus ketika saya tiba di Erema Village Cisarua, sebuah villa di tengah pepohonan pinus, di daerah puncak, Bogor. Selanjutnya, hampir sepanjang hari, hujan turun dengan giatnya, disertai hawa dingin menusuk meski jaket kulit telah saya kenakan.

Meski saya tahu alasan teknisnya mengapa saya berada di sini, namun tidak ada penjelasan lengkap yang bisa diuraikan, selain mimpi untuk membawa Penerbit Nyala Cinta melangkah lebih jauh.

***

Persis, pada 28 November 2024, redaksi Nyala Cinta menerima undangan resmi dari SEKSAMA (Sekretariat Bersama) Penerbit Katolik Indonesia untuk mengadiri Rapat Pimpinan (Rapim) dan Temu Anggota tahunan 2024. Setelah berkoordinasi dengan Direktur Nyala Cinta, P. Abdul, OCD, saya memutuskan untuk menyambut momen ini dengan hadir sebagai tamu undangan.

“Ketika berjalan sendirian, mungkin kita dapat berjalan cepat, tetapi bersama-sama selalu membawa kita berjalan cukup jauh.”

Cita-cita dan dorongan yang sama inilah yang juga menggerakkan penerbit-penerbit Katolik yang tergabung dalam SEKSAMA untuk kembali bertemu. Dalam kesempatan yang istimewa ini ada tiga penerbit di luar anggota yang turut diundang, yaitu: Penerbit Rumah Dehonian (SCJ), Penerbit Karmelindo (O’Carm), dan Penerbit Nyala Cinta (OCD).

Dalam beberapa kesempatan ketika sharing, Nyala Cinta kerap diisengi dalam celetukan para pimpinan penerbit yang hadir, karena statusnya sebagai yang paling bungsu di antara semua penerbit yang hadir. Bayangkan, Nyala Cinta yang baru berdiri secara resmi pada tahun 2021 yang lalu, harus ‘bermain’ bersama dengan Kanisius yang tahun depan akan berusia 103 tahun, atau Nusa Indah yang berusia 98 tahun, Majalah Hidup yang berusia 78 tahun, Obor yang berusia 75 di tahun ini, dan beberapa penerbit lain yang memiliki usia pelayanan lebih matang.

“Nyala Cinta secara SEKSAMA menyala dalam tempo yang sesingkat-singkatnya,” celetuk Rm. E. Azismardopo Subroto SJ, Direktur Penerbit Kanisius yang sarat pengalaman dalam dunia publikasi, yang kemudian disambut gelak tawa peserta rapat lainnya. Bagi saya, ini lebih dari sekadar celetukan – apalagi tidak sekali diucapkan – tetapi sekaligus dorongan dan undangan agar Nyala Cinta turut berkiprah lebih sungguh bersama penerbit-penerbit Katolik yang diasuh lembaga-lembaga resmi Gereja yang telah dan sedang bergiat.

Penerbit Nyala Cinta menjadi penerbit termuda yang dilibatkan dalam event yang diadakan SEKSAMA. Pertama kali pada saat Catholic Book Fair (CBF) 2024 dalam rangka 100 tahun KWI dan kedua sebagai undangan (non-anggota) dalam Rapim Tahunan SEKSAMA 2024 ini.

Selain anggota SEKSAMA yang hadir, seperti: Kanisius, Nusa Indah, Hidup, dan Obor (Dioma dan Bina Media berhalangan), hadir juga tiga penerbit Katolik milik lembaga Gereja, seperti: Karmelindo (O’Carm), Rumah Dehonian (SCJ), dan Nyala Cinta (OCD).

Kamis, 5 Desember 2024

Berbeda dengan suasana di area puncak yang agak dingin, dinamika pertemuan sejak hari pertama terasa hangat dan cair. Acara dibuka dengan makan siang bersama dan sapaan yang dimulai dengan pantun oleh Pak Hasiholan Siagian, mewakili Majalah Hidup sebagai tuan rumah penyelenggara Rapim SEKSAMA tahun 2024 ini. Acara diteruskan dengan perkenalan pengurus dan peserta rapat, sharing dan evaluasi kegiatan SEKSAMA selama setahun, hingga malam berakhir dengan doa bersama.

“Karena sharing terakhir dari Penerbit Nyala Cinta, maka Romo Eki, OCD dimohon untuk menutup dengan doa dan berkat malam,” pinta Pak Dionisius Devix Heriyono sebagai pimpinan sidang sekaligus ketua SEKSAMA yang sedang aktif.

Jumat-Sabtu, 6-7 Desember 2024

Kegiatan hari kedua dibuka dengan perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Direktur Obor, Rm. Sutanto, Pr.

“Sejak awal SEKSAMA terbentuk, 36 tahun silam, semangat kolaborasi menjadi spirit utama. Kita dihimpun oleh misi yang sama untuk mengambil bagian secara khusus dalam misi pewartaan Gereja,” demikian penekanan beliau dalam homilinya.

Beliau seakan memberi alasan mendasar mengapa yang tergabung dalam SEKSAMA hanyalah Penerbit-Penerbit Katolik yang dikelola oleh lembaga-lembaga resmi Gereja, dan bukan milik perseorangan. Karena penerbit-penerbit ini hadir sebagai unit karya pewartaan Gereja melalui Ordo ataupun Kongregasi-Kongregasi pengelolanya.

Sebagai penutup, Rm. Tanto mengobarkan hati peserta dengan mengutip sharing Penerbit Nyala Cinta pada malam sebelumnya.

“Sekretariat Bersama ini dimaksudkan sebagai mediator dan mesti merangkul satu sama lain. Seperti harapan Romo Eki bahwa dengan membesarkan yang kecil, kita pun akan ikut menjadi besar.”

Hari kedua ini dikhususkan sebagai hari studi bersama. Beberapa narasumber yang dihadirkan, antara lain: Sekjen KOMSOS KWI, Rm. Antonius Steven Lalu, Pr, yang memberi banyak panorama tentang program-program KOMSOS KWI yang sudah terlaksana termasuk kolaborasi dengan SEKSAMA dalam CBF 2024, juga rencana kegiatan PKSN (Perayaan Komunikasi Sosial Nasional) di Malang, pada 10-17 Juni 2025 yang akan dipadukan dengan CBF 2025.

Romo Steven menekankan tiga pesan utama Uskup-Uskup Pembina KOMSOS se-Asia (FABC) dalam pertemuan bersama di KWI beberapa waktu lalu, yaitu: Listening (pada apa yang menjadi kebutuhan zaman), Connection/ Collaboration, dan Investation (pikirkan tentang masa depan, SDM, material, dll).

Dari PT. Gramedia juga dihadirkan Pak Andi Ekatama dan Pak BM Adam yang membagikan ide-ide segar terkait inovasi yang sedang Gramedia lakukan. Ini tentu saja menjadi inspirasi bagi pengelolaan Penerbit-Penerbit Katolik, secara khusus dalam pengadaan e-book, audio book, e-library, konsep toko dan taman baca, hingga statistik tentang minat dan daya beli masyarakat terhadap buku-buku cetak.

Terdapat data yang menggembirakan bahwa di tengah era digitalisasi ini, ternyata pertumbuhan buku digital berkisar 5%, sementara buku cetak 80%, tidak banyak berubah, dan sisanya pertumbuhan dalam format audio book. Inovasi yang tepat sasaran perlu terus dilakukan demi menjembatani produk dengan konsumen.

Pak Andi menambahkan, “Sejauh ini, penjualan buku tetap mendatangkan 95% pendapatan untuk penerbitan Gramedia. Meski tetap dijalankan bisnis lain yang serupa, juga demi menopang penerbitan.”

Agenda hari kedua yang cukup padat ini ditutup dengan merumuskan: harapan dan evaluasi SEKSAMA, Roadmap Tahun 2025 dan Butir-Butir Kesepakatan Rapim 2024.

Pada sesi terakhir ini, terdapat klausal khusus yang menjadi perhatian. Bersama Penerbit Karmelindo dan Rumah Dehonian, Nyala Cinta diundang untuk bergabung menjadi anggota SEKSAMA.

Adapun untuk menjadi anggota ditentukan syarat, sbb: penerbit berbadan hukum sah dan milik lembaga resmi Gereja; dikelola secara profesional; mengajukan surat permohonan; dan mematuhi AD/ ART SEKSAMA.

Sebagai bahan pertimbangan penerbit dan lembaga Pengelola (Ordo), dilampirkan AD/ ART SEKSAMA dan draft surat permohonan untuk pengajuan menjadi anggota. Selanjutnya diserahkan kepada penerbit bersama Pimpinan Ordo untuk menentukan sikap.

Acara secara resmi ditutup dengan ditandatanganinya Butir-Butir Kesepakatan Rapim SEKSAMA 2024 oleh perwakilan Pimpinan Penerbit anggota. Malam keakraban menjadi agenda paling akhir sebagai penutup hari kedua ini, lalu dilanjutkan di hari ketiga dengan outing safari journey bersama dan sayonara.

***

Event seperti CBF dan Rapim akan kembali diagendakan tahun depan. Menyadari buah dan dampaknya, Nyala Cinta akan kembali menyediakan diri untuk terlibat. Namun, akankah masih sebagai undangan atau sebagai anggota? Asa akan terus dinyalakan demi terus bertumbuh dan berlangkah lebih jauh. Jika langkah ke-1000 mesti dimulai dari langkah yang pertama, maka SEKSAMA bisa menjadi batu loncatan yang akan membawa Nyala Cinta meraih asa-nya dalam ribuan langkah selanjutnya.•

Cisarua-Bogor, 7 Desember 2024

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *