Seri Karmelitana – Hari 83

“Surga adalah milikku dan bumi adalah milikku. Bangsa-bangsa adalah milikku, mereka adalah milikku dan para pendosa juga milikku. Para malaikat adalah milikku dan Bunda Allah dan segala hal adalah milikku, dan Allah sendiri adalah milikku dan untukku, karena Kristus adalah milikku dan semua untukku”

(Ucapan-Ucapan tentang Cahaya dan Cinta 27).

“Karena itu janganlah ada orang yang memegahkan dirinya atas manusia, sebab segala sesuatu adalah milikmu: baik Paulus, Apolos, maupun Kefas, baik dunia, hidup, maupun mati, baik waktu sekarang, maupun waktu yang akan datang. Semuanya kamu punya. Tetapi kamu adalah milik Kristus dan Kristus adalah milik Allah”(1 Kor 3:21-23).

Hal inilah yang telah dilakukan oleh jiwa ini untuk mengalami cinta Allah ke tingkat sedemikian: “Karena mencintai berarti bekerja untuk melepaskan dan kehilangan diri bagi Allah dan bagi semua yang bukan Allah. Saat hal ini dilakukan, jiwa akan diterangi dan diubah di dalam Allah. Dan Allah akan menunjukkan diriNya yang adikodrati kepada jiwa sehingga Allah sendiri akan tampak dan jiwa akan memiliki hal yang dimiliki oleh Allah” (II Pendakian Gunung Karmel 5.7).

Santo Yohanes dari Salib dalam sebuah paragraf indah tentang Nyala Api Cinta yang Hidup (3.6), menuliskan tentang hal yang sepertinya dicintai oleh Allah. Hal ini menunjukkan kepada jiwa betapa dalam Allah mencintai kita. Hal itu menunjukkan betapa setia Kristus dalam cintanya kepada kita.

“Saat orang-orang mencintai dan melakukan kebaikan bagi sesamanya, mereka mencintai dan melakukan kebaikan kepada mereka sesuai kodrat dan sifat mereka. Karena itu, Mempelaimu, yang tinggal di dalam engkau, memberimu anugerah sesuai kodratNya.

Karena Ia mahakuasa, Ia secara mahakuasa mencintai dan melakukan kebaikan bagimu; karena Ia bijaksana, engkau merasa bahwa Ia mencintai dan melakukan kebaikan bagimu dengan kebijaksanaan; karena Ia sungguh baik, engkau merasa bahwa Ia mencintaimu dengan kebaikan; karena Ia kudus, engkau merasa bahwa dengan kekudusan Ia mencintai dan memberimu anugerah; karena Ia adil, engkau merasa bahwa dalam keadilan Ia mencintai dan memberimu anugerah; karena Ia berbelaskasih, lembutdan murah hati, engkau merasakan belaskasih, kelembutan dan kemurahan hatiNya; karena Ia kuat, luhur dan lembut, engkau merasakan bahwa cintaNya kepadamu itu kuat, luhur dan lembut; karena Ia murni dan tak bernoda, engkau merasakan bahwa Ia mencintaimu secara murni dan tak bernoda;

karena Ia adalah kebenaran, engkau merasakan bahwa Ia mencintaimu dalam kebenaran; karena Ia bebas, engkau merasakan bahwa Ia dengan bebas mencintai dan menganugerahimu tanpa keuntungan pribadi, hanya untuk melakukan kebaikan kepadamu;

karena Iaadalah kebajikan kerendahanhati tertinggi, Ia mencintaimu dengan kerendahan hati tertinggi dan menghargai dan membuatmu setara, dengan senang hati Ia menunjukkan diriNya kepadamu dalam cara-cara pengetahuan ini, dalam wajahNya yang dipenuhi dengan berbagai rahmat, dan memberitahukan kepadamu dalam persatuanNya ini, tidak tanpa sukacita besar;

“Aku adalah milikMu dan bagiMu dan bersukacita untuk menjadi diriku agar bisa menjadi milikMu dan memberikan diriku kepadaMu.”

Dikutip dari buku: P. Aloysius Deeney, OCD, Renungan-Renungan Santa Teresa Dari Yesus dan Santo Yohanes Dari Salib, (Yogyakarta: Nyala Cinta, 2022), hlm. 5.

Dikutip dari buku: P. Aloysius Deeney, OCD, Renungan-Renungan Santa Teresa Dari Yesus dan Santo Yohanes Dari Salib, (Yogyakarta: Nyala Cinta, 2022), hlm. 165-166.

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *