Seri Karmelitana – Hari 73

“Jika Engkau masih mengingat dosa-dosaku sedemikian sehingga Engkau tidak melakukan hal yang kumohon dariMu, terjadilah kehendakMu dalam hal-hal itu ya Allahku, sebab itulah hal yang paling kuinginkan dan jalankanlah kebaikan dan kerahimanMu, dan Engkau akan dikenal di dalam hal-hal itu” (Ucapan-Ucapan tentang Cahaya dan Cinta 26).

“Terjadilah kehendakMu dalam hal-hal itu (dosa-dosaku).” Apa kehendak Allah terhadap dosa-dosa kita? Kita tahu bahwa Ia ingin memaafkan kita dan bahwa kita telah dimaafkan. Tetapi pertanyaannya adalah: Apakah Allah menginginkan sesuatuyang lebih bagi dosa-dosa kita selain pengampunan?

Ia telah memberitahukan kepada kita tentang hal yang bisa kita lakukan dengan dosa-dosa masa lalu kita. Kita menggunakannya sebagai sebuah sumber kerendahan hati, syukur dan kepercayaan diri. Tetapi apakah Allah menggunakannya untuk sesuatu yang lain?”

“Dengan cara itu Allah mewujudkan pernyataan kebijaksanaanNya; Ia mengetahui cara menarik kebaikan dari kejahatan secara bijaksana dan indah, dan untuk mempertobatkan penyebab kejahatan kepada suatu kebaikan yang lebih besar” (Madah Rohani 23.5). Allah mengambil penyebab kejahatan, yaitu dosa, dan menggunakannya untuk sebuah kebaikan yang lebih besar. Anda mungkin mengatakan bahwa Ia mempertobatkan dosa kita kepada kebaikan. Bagaimana hal ini mungkin?”

“Apakah satu jiwa dilukai oleh luka-luka kemalangan dan dosa-dosa lain atau apakah jiwa itu sehat, pengobatan cinta ini segera mengakibatkan sebuah luka cinta di dalam diri seseorang yang menyentuhnya dan luka-luka itu berasal dari sebab-sebab lain yang menjadi luka-luka cinta”(Nyala Api Cinta yang Hidup 2.7).

Kemalangan dan dosa menjadi cinta.

Apa kehendak Allah bagi kita dan bagi dosa-dosa kita? “Jalankanlah kebaikan dan kerahimanMu, dan Engkau akan dikenal di dalam hal-hal itu” (Ucapan-Ucapan tentang Cahaya dan Cinta 26). Allah dikenal melalui dosa-dosa kita. Kebaikan dikenal melalui kejahatan, luka dosa diubah menjadi luka cinta, itulah kebaikan dan kerahiman Allah. Dosa-dosa kita, melalui kerahiman dan kebaikan Allah membuat kita peduli, mengerti dan memaafkan.

Yang didoakan oleh jiwa yang jatuh cinta adalah agar dosa-dosanya, kelemahan dan ketidaksempurnaannya menjadi suara yang menyatakan belaskasih Allah. Orang sempurna, yang tidak ada di dalam kehidupan ini, gagal untuk menarik jiwa kepada Allah. Orang yang tidak sempurna, yang rendah hati, bersyukur dan percaya diri, yang mengenal diri mereka sebagai orang yang dicintai oleh Allah, menarik orang lain. Inilah cara Allah dikenal oleh orang lain melalui dosa-dosa mereka.

Mengingat dosa-dosa kita untuk alasan yang keliru adalah sebuah halangan besar untuk tumbuh dalam relasi doa. Dalam kenyataannya, jika kita mengingat masa lalu kita dengan alasan yang keliru, kita mungkin melakukan sesuatu yang lebih berbahaya daripada melakukan dosa itu sendiri. Dosa merusak kita, pengampunan menyembuhkan kita. Mengingat dosa kita karena merasa bersalah merampok keberanian kita. Sebagai tambahan, dengan itu kita tidak menyatakan belaskasih Allah bagi kehidupan kita. Ingatlah motto Santa Teresa: “Selamanya aku akan menyanyikan belas kasih Tuhan” (Riwayat Hidup 14.10).

Rasa bersalah membuat kita menjadi pusat perhatian. Belaskasih Allah yang hidup dalam kehidupan kita membuat Allah menjadi pusat perhatian. Di mana sebelumnya ada dosa dan rasa bersalah, kini di sana ada rahmat dan belaskasihan; keduanya terjadi di dalam diri kita dan di dalam diri orang lain.

Dikutip dari buku: P. Aloysius Deeney, OCD, Renungan-Renungan Santa Teresa Dari Yesus dan Santo Yohanes Dari Salib, (Yogyakarta: Nyala Cinta, 2022), hlm. 146-147.

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *