Seri Karmelitana – Hari 7

“Semua kerinduanku dulu dan masih ada sampai sekarang adalah bahwa karena Dia memiliki banyak musuh dan sedikit sahabat, maka sahabat yang sedikit ini harus menjadi sahabat yang baik” (Jalan Kesempurnaan 1.2).

Dalam buku Jalan Kesempurnaan, Santa Teresa menyatakan keinginannya untuk mendirikan Ordo Para Karmelit Tak Berkasut, sehingga mereka yang mau menjadi anggota-anggota ordo ini bisa menjadi sahabat yang baik bagi Tuhan. Jika Anda memiliki sebuah panggilan untuk bergabung dengan keluarga Santa Teresa, Anda memiliki sebuah panggilan untuk menjalin persahabatan dengan Tuhan. Meskipun demikian, Santa Teresa mengatakan sesuatu yang lebih daripada hal yang dimaksudkannya. Dalam buku ini, mungkin lebih daripada di dalam buku-bukunya yang lain, ia memberitahukan kepada kita cara mewujudkan maksudnya ini.

Jalan Kesempurnaan adalah buku yang ditulis oleh Santa Teresa sebagai tanggapan atas permintaan para biarawati di komunitas pertama yang didirikannya, untuk mengajar mereka tentang cara berdoa. Permintaan itu sungguh masuk akal. Pada saat itu (tahun 1867), mereka telah berada di biara baru mereka selama 5 tahun. Mereka mungkin menderita dua kali sehari karena kesulitan yang dialami oleh setiap orang yang mencoba untuk bermeditasi setiap hari, kesulitan yang berupa kejenuhan, gangguan dan keraguan.

Para biarawati itu pasti mengetahui cara “mengucapkan” doa. Karena itu, mereka pasti sudah melihat dalam diri Teresa adanya sesuatu yang lebih daripada sekadar “mengucapkan” doa. Saat itu, Santa Teresa sedang mulai diakui sebagai seorang yang memiliki wibawa dan bapa pengakuannya serta orang-orang lain sudah memintanya untuk menuliskan sesuatu tentang doa. Saat para susternya meminta kepadanya, dia, sebagai seorang ibu, menanggapinya dengan tulus hati. Sekarang, tulisan itu penting bagi kita, yang termasuk anggota keluarga besar karmelit tak berkasut, untuk bisa memahami hal yang dituliskan oleh dia dalam Jalan Kesempurnaan, “Tuhan akan berkenan bahwa saya berusaha mengatakan sesuatu tentang cara dan gaya hidup yang tepat bagi rumah ini” (Jalan Kesempurnaan, Prolog, 11). Sebenarnya dia sedang berbicara kepada kita tentang “cara dan gaya hidup kita.”

Tiga bab pertama dalam buku itu memuat jawaban atas pertanyaan mengapa Santa Teresa mendirikan biara-biaranya. Ia mulai menjawab pertanyaan para susternya demikian, “Kamu meminta saya untuk mengatakan sesuatu tentang doa” (Jalan Kesempurnaan 4.3). Ia mengawali bab itu dengan mengatakan, “Sekarang… kamu sudah melihat tugas besar yang telah kita terima… Kamu kira kita harus seperti…? Regula asli kita menyatakan bahwa kita harus berdoa tanpa henti” (Jalan Kesempurnaan 4.1-2). Karena itu ia akan menulis tentang doa. Tetapi!, sebelum ia menulis tentang doa, ia “akan menyebutkan beberapa hal yang penting…” (Jalan Kesempurnaan 4.3). Hal-hal ini “sangat penting sehingga bahkan jika orang-orang itu tidak sungguh-sungguh kontemplatif, mereka bisa jauh lebih maju dalam pelayanan bagi Tuhan jika mereka memiliki hal-hal ini. Dan jika mereka tidak memilikinya, mustahil bagi mereka untuk bisa sungguh kontemplatif. Dan jika mereka berpikir bahwa mereka kontemplatif, mereka sungguh sedang tertipu” (Jalan Kesempurnaan 4.3). Anda bisa jauh lebih maju bahkan jika Anda tidak kontemplatif. Anda bisa membodohi diri Anda sendiri dengan berpikir bahwa Anda kontemplatif, tetapi tanpa hal-hal ini, Anda tidak ada apa-apanya. Hal-hal yang perlu itu apa? “Saling mengasihi”, “Kelepasan dari segala ciptaan” dan “Kerendahan hati yang sejati.”

Dikutip dari buku: P. Aloysius Deeney, OCD, Renungan-Renungan Santa Teresa Dari Yesus dan Santo Yohanes Dari Salib, (Yogyakarta: Nyala Cinta, 2022), hlm. 17.

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *