“Sekarang marilah kita datang kepada hal yang dialami oleh jiwa secara batiniah” (Riwayat Hidup 18.14).
Segera setelah menulis kalimat di atas, Santa Teresa menulis kalimat ini: “Biarlah mereka yang mengetahuinya, berbicara tentang hal ini karena hal ini tidak bisa dimengerti, apalagi dibahasakan” (Riwayat Hidup 18.14). Ia mengakui kesulitan untuk membicarakan sesuatu yang terasa begitu dalam di dalam jiwa yang membuatnya merasa mustahil untuk bisa berbicara secara konkret tentang akibat-akibat itu.
Ia kemudian mengingat kembali suatu pengalaman yang telah dialaminya setelah menerima komuni. Ia mendengar Tuhan berkata kepadanya demikian:“Jiwa melepaskan dirinya dari segalanya anakku, sehingga seperti tinggal dalam Aku. Bukan lagi jiwa yang hidup tetapi Aku. Karena jiwa tidak bisa mengerti apa yang dipahaminya, ada sebuah pengertian yang tidak dimengerti” (Riwayat Hidup 18.14).
Ada dua poin tentang pengalaman Santa Teresa ini yang ingin saya garis bawahi. “Bukan lagi jiwayanghidup tetapi Aku.” Hal ini mirip dengan pengalaman Santo Paulus yang diungkapkan dalam Galatia 2:20: “Bukan lagi aku yang hidup tetapi Kristus yang hidup di dalamaku. Dan kehidupan yang kuhidupi sekarang dalam daging kuhidupi oleh roh dalam Putra Allah yang mencintaiku dan memberikan diriNya bagiku.” Saya mengutip ayat ini secara lengkap karena Santo Paulus menunjukkan penyebab kehidupan baru ini tidak ditemukan di dalam dirinya tetapi ditemukan di dalam Kristus “yang mencintai dan memberikan diriNya.”
Pengalaman Santa Teresa tentang keluhuran doa dengan Dia yang mencintai kita merefleksikan intensitas cinta yang dialami pada momen doa. Itulah cinta, cinta yang dimiliki Allah baginya, yang memikat semua kemampuannya.
Pengamatan kedua adalah tentang ungkapan “pengetahuan yang tidak diketahui.” Tentu ada, cara biasa untuk mengetahui melalui pengetahuan atau melalui belajar dan refleksi, melalui membaca dan berpikir. Dengan cara ini, kita menggunakan pikiran (akal budi) kita dan dengan menganalisis, kita mencapai sebuah kesimpulan bahwa ada sesuatu atau tidak. Cara mengetahui dalam pengalaman doa berbeda dan bahkan agak membingungkan.
Saya kira hal itu mungkin digambarkan sebagai sebuah cara mengetahui melalui cinta Allah; bukan melalui cinta Anda kepada Allah, tetapi suatu cara mengetahui melalui cara cinta Allah bagi Anda. Cinta Allah bagi jiwa begitu kuat terasa bahwa hal itu menciptakan pengetahuan, tetapi bukan dengan cara yang biasa. Salah satu buku spiritualitas terkenal dalam Bahasa Inggris berjudul Awan Ketidaktahuan. Buku ituditulis pada abad 14 dan memiliki pengaruh besar dalam spiritualitas bahkan hingga kini. Ini adalah pengetahuan yang secara langsung memberi informasi kepada pikiran. Biasanya, pikiran yang memberi informasi kepada kita, tetapi hal ini berbeda.
Santa Teresa pasti tertawa dengan dirinya saat menulis bab ini. Ia menulis: “Akal budi, jika ia mengerti, tidak mengerti bagaimana ia mengerti; paling kurang tidak memahami sesuatu tentang hal yang dipahaminya. Saya tidak melihat bahwa akal budi mengerti, karena, seperti saya katakan, akal budi tidak mengerti, saya sungguh tidak bisa mengerti hal ini” (Riwayat Hidup 18.14), tetapi ia memahami bahwa ia mengerti. Inilah alasan yang membuat ia menuliskan hal yang dialaminya.
“Sri Baginda tahu bahwa selain untuk menaatiNya, saya bermaksud untuk menarik jiwa-jiwa kepada suatu berkat yang besar” (Riwayat Hidup 18.8).
Dikutip dari buku: P. Aloysius Deeney, OCD, Renungan-Renungan Santa Teresa Dari Yesus dan Santo Yohanes Dari Salib, (Yogyakarta: Nyala Cinta, 2022), hlm. 126-128.
0 Comments