“Semoga segala sesuatu memujiMu Allahku, karena Engkau telah mengasihi kami sehingga kami tak bisa membicarakan seluruhnya secara benar tentang komunikasi ini yang kau ikat dalam jiwa bahkan dalam pengasingan kami”(Riwayat Hidup 18.3).
Cara keempat menyiram taman adalah melalui hujan. Tukang kebun tidak melakukan apa-apa. Doa ini adalah doa persatuan antara Allah dan jiwa. “Bagaimana munculnya danapa itudoa yang mereka sebut doa persatuan ini, saya tidak tahu bagaimana menjelaskannya”(Riwayat Hidup 18.2). Santa Teresa telah terus berkata dalam gambaran-gambarannya tentang berbagai jalan doa yang bisa dialami seseorang yang akan tahu tentang halyangdibicarakannya(bdk.Riwayat Hidup12.5, 27.4; Jalan Kesempurnaan 2.5, 23.6, 31.4; Gagasan-Gagasan tentang Cinta Allah 5.4, dll).
Pengalaman kehadiranNya yang terdalam adalah yang paling sulit dijelaskan. Dan penjelasan yang lebih dalam tentang pengalaman, lebih sulit dimengerti jika seseorang kurang pengalaman.
Hal yang mulai dijelaskannya adalah hal yang dilihat jiwa terjadi dalam dirinya. “Dalam cara menyiram yang keempat, jiwa tidak berada dalam kepemilikan indra-indranya, tetapi jiwa bersukacita tanpa mengerti dalam hal apa yang ia sedang bersukacita. Jiwa mengerti bahwa ia sedang menikmati suatu kebaikan yang dikumpulkan bersama semua kebaikan, tetapi kebaikanini tak bisa dijelaskan. Semua indra demikian disibukkan dalam sukacita sehingga tak satu pun yang bebas diambil dengan yang hal eksterior maupun interior lainnya” (Riwayat Hidup 18.1).
Orang yang tahu bahwa sesuatu yang sedang terjadi adalah sangat baik. Masalahnya adalah ia tidak bisa mengenal hal baik yang sedang dinikmatinya. Jika kita bisa mengenal sesuatu, maka kita bisa mengendalikannya. Tetapi karena sesuatu ini datang dari Allah, kita tak bisa mengendalikannya.
Doa ketenangan memperkenalkan kita kepada sesuatu yang adikodrati. Doa tertidurnya daya-daya batin memperkenalkan kita kepada sesuatu yang mistik. Doa ini adalah cara menyiram yang keempat, doa persatuan itu sederhana dan seluruhnya mistik. Seperti saat hujan, kita hanya bisa membiarkan hujan.
“Hal-hal ini dijelaskan dalam teologi mistik; saya tidak tahu istilah yang tepat” (Riwayat Hidup 18.2). Santa Teresa tidak belajar teologi secara formal, tetapi ia banyak membaca. Dua buku yang membantunya untuk mengerti pengalamannya ditulis oleh dua biarawan fransiskan, Abjad Rohani Ketiga oleh Fransiskus de Osuna dan Mendaki Gunung Sion oleh Bernardinus de Laredo. Keduanya adalah bacaan yang sangat baik (Saya memiliki versi cetak Abjad Rohani Ketiga dan salinan [dari internet] Mendaki Gunung Sion).
Istilah Santa Teresa saat berbicara tentang ketinggian pengalaman mistik tidak diambil dari teologi tetapi dari buku dan kosakata yang digunakan para penulis rohani pada masanya.
“Apa yang saya usahakan untuk dijelaskan adalah perasaan jiwa saat berada dalam persatuan ilahi ini…kadang-kadang saya merasa tertolong untu kberbicara tentang kemustahilan” (Riwayat Hidup 18.3). Perlu kesabaran dan membaca secara perlahan untuk berusaha mengerti hal yang dituliskan oleh Santa Teresa tentang doa persatuan. Ingatlah, pentingnya alasan bahwa jika pengalaman itu bukan pengalaman masa kini anda tentang Allah, pengalaman itu tak bisa menjadi pengalaman masa depan Anda.
Dikutip dari buku: P. Aloysius Deeney, OCD, Renungan-Renungan Santa Teresa Dari Yesus dan Santo Yohanes Dari Salib, (Yogyakarta: Nyala Cinta, 2022), hlm. 120-122.
0 Comments