“Meskipun saya melihat dengan jelas kerahiman besar yang dianugerahkan Tuhan kepada saya; karena walaupun saya terus berhubungan dengan dunia, saya memiliki keberanian untuk menjalankan doa” (Riwayat Hidup 8.2).
Dalam Jalan Kesempurnaan bab 23, Santa Teresa memberikan beberapa alasan tentang perlunya tekad. Alasan pertama adalah bahwa dengan tekad, seseorang akan terus tinggal untuk membalas budi kepada Tuhan. Tekad menghasilkan ketulusan jiwa. Alasan kedua adalah bahwa setan akan takut kepada orang yang bertekad karena setan akan mengetahui bahwa hal itu tak berguna. Tekad kita membuat setan takut.
Alasan ketiga pentingnya tekad adalah hal yang ingin saya refleksikan hari ini. Alasan ketiga adalah bahwa tekad membuat orang berani. “Alasan lain untuk memulai dengan tekad adalah, dan ini sangat ditekankan, bahwa orang berjuang dengan lebih berani” (Jalan Kesempurnaan 23.5).
Tekad menghasilkan keberanian. Saya kira kita perlu beberapa penjelasan istilah. Tekad bukan sikap keras kepala, walaupun tampak seperti itu di hadapan orang lain. Apa yang membedkan tekad dengan sikap keras kepala? Kerendahan hati.
Anda boleh berkata bahwa sikap keras kepala adalah tekad tanpa kerendahan hati. Sikap keras kepala itu buta, tidak bisa melihat. Ketidakmampuan untuk melihat membuat seseorang takut. Tekad, karena kerendahan hati, selalu cukup sadar dan melihat dengan sangat jelas. Dan keberanian diberikan kepada orang yang tekun. “Karena Allah tidak menolak orang yang tekun. Sedikit demi sedikit Ia akan membagikan keberanian yang cukup untuk memperoleh kemenangan ini” (Riwayat Hidup 11.4).
Sikap keras kepala itu keras dan kurang cinta kasih. Tekad itu kokoh tetapi penuh cinta kasih. Manusia keras kepala bisa memiliki banyak penilaian terhadap orang lain. Orang yang bertekad tahu bahwa ini adalah cara yang harus dilaluinya dan bahwa cara Anda mungkin berbeda.
Tekad selalu rendah hati dan berani. Sikap keras kepala arogan dan penakut. Seorang yang bertekad didedikasikan untuk maju. Seorang yang keras kepala menolak berpindah. Orang yang bertekad (rendah hati, berani) mengatakan “Saya bisa!” Orang yang keras kepala (arogan, penakut) mengatakan “Saya tidak akan.”
“Saya sering menyebutkan hal ini dan sekarang saya ulangi dan saya minta kamu selalu memiliki pikiran yang berani. Sebagai buahnya, Tuhan akan memberimu rahmat untuk tindakan-tindakan berani. Percayalah bahwa pikiran-pikiran berani ini penting” (Gagasan-Gagasan tentang Cinta Allah 2.17). “Dan jika kamu memiliki kepercayaan kepadaNya dan memiliki jiwa yang berani, karena Sri Baginda sangat menyukai hal-hal ini, kamu tidak perlu takut bahwa Ia akan gagal dalam segalanya” (Pendirian-Pendirian 27.12).
Tekad itu penting karena akan menghasilkan keberanian dalam diri kita yang tanpanya tidak akan ada kemajuan dalam perjalanan jiwa.
Karena belas kasih Allah (kerendahan hati), Saya bisa maju (keberanian). Saya akan maju (tekad).
Dikutip dari buku: P. Aloysius Deeney, OCD, Renungan-Renungan Santa Teresa Dari Yesus dan Santo Yohanes Dari Salib, (Yogyakarta: Nyala Cinta, 2022), hlm. 110.
0 Comments