“Tekad yang besar”(Jalan Kesempurnaan 21.2).
Saat berbicara tentang doa rekoleksi interior atau doa ketenangan, Santa Teresa menulis: “Saya mengenal banyak jiwa yang mencapai tahap ini, tetapi saya saya sangat menyesal karena mereka yang seharusnya lebih maju ternayata sangat sedikit jumlahnya, sehingga saya malu mengatakannya” (Riwayat Hidup 15.5). Begitu sedikit orang yang bisa melewati. Pengamatan Santa Teresa membuatnya sedih karena hal itu seharusnya tidak perlu terjadi. Tentu hal ini bukanlah kegagalan Allah yang ingin agar diriNya dikenali.
Pada titik ini, untuk menguatkan hati dan budi tentang peziarahan rohani, rasanya baik untuk mengerti dan memperbaiki dedikasi kita untuk bertekad. Tekad harus ada. Ada satu kutipan Santa Teresa yang sangat terkenal tentang tekad:
“Saya mengatakan bahwa cara mereka memulai sangatlah penting, karena memang penting. Mereka harus memiliki tekadyang besar untuk bertekun hingga mencapai tujuan, entah apa yang akan tiba, entah apa yang mungkin terjadi, apapun pekerjaan yang terkait, apapun kritik yang muncul, apakah mereka tiba atau apakah mereka mati di jalan, atau bahkan jika mereka tidak memiliki keberanian untuk menghadapi cobaan-cobaan yang mereka temui, atau jika seluruh dunia runtuh” (Jalan Kesempurnaan 21.2).
Saat Santa Teresa sedang berbicara tentang tekad dalam bab ini, ia sedang menasihati para susternya tentang ketakutan, khususnya ketakutan yang datang dari orang-orang yang mencoba menakuti orang-orang yang mau lebih serius dalam kehidupan doa. Upaya untuk menakut-nakuti ini datang dalam berbagai bentuk hingga sekarang. Bahkan ada beberapa orang yang sekarang berkata: “Kehidupan Katolik yang biasa-biasa sudah cukup.” Jenis komentar ini datangdari kurangnya pengalaman dan pengetahuan. Santa Teresa menasihati:
“Karena itu, para susterku, taklukanlah rasa takut ini; janganlah memperhatikan pendapat orang yang muncul. Lihatlah, saat ini bukan waktu untuk percaya kepada semua orang; percayalah kepada yang kamu lihat sedang berjalan dalam kesesuaian dengan kehidupan Kristus. Cobalah untuk menekuni suatu kesadaran murni, kerendahan hati dan penghinaan untuk semua hal duniawi; tetaplah percaya kepada hal yang dipegang teguh oleh Bunda Gereja yang kudus, dan kamu boleh merasa yakin bahwa kamu akan berjalan di sepanjang jalan yang baik” (Jalan Kesempurnaan 21.10).
Tekad berarti kemauan untuk tidak menyerah. Bab 23 Jalan Kesempurnaan adalah tempat Santa Teresa memberikan ajaran tentang tekad. Tekad adalah suatu pendirian yang harus kita ambil di hadapan berbagai tuntutan dunia. Ia menulis: “Saya harus melihat bahwa waktu doa bukan milik saya dan berpikir bahwa Ia bisa memintanya dari saya secara adil saat saya tidak mau memberikan seluruhnya bagiNya” (Jalan Kesempurnaan 23.2). Waktu yang saya pakai untuk berdoa bukan waktu milik saya. Itu waktuNya. Saya tidak sedang sibuk dengan diri saya di dalam doa. Saya menyibukkan diri di dalam waktu Allah dan Dia telah memanggil saya untuk itu.
Tetapi dan hal ini penting, Santa Teresa selalu realistis, dan praktis. Saat memberi komentar tentang kata “seluruhnya” yang dikutip di atas, ia memiliki beberapa nasihat penting. Jangan menjadi sangat cermat “Saya tidak bermaksud tentang sikap mengabaikan doa selama satu hari atau beberapa hari karena kesibukan-kesibukan yang wajar atau karena sakit sebanding dengan usaha untuk mengembalikannya. Hendaknya tekad kita teguh, Allah saya sama sekali tidak cepat tersinggung. Ia tidak repotkarena hal-hal kecil…tekadini sebandingdenganmemberikan sesuatu…Ia menyesuaikan diriNya dengan cara kita memberi… mengangkat mata kita untuk mengenangkan Dia pun akan memperoleh ganjarannya” (Jalan Kesempurnaan 23.3).
“Allah saya tidak mudah tersinggung; Ia tidak repot karena hal- hal kecil” (Jalan Kesempurnaan 23.3).
Dikutip dari buku: P. Aloysius Deeney, OCD, Renungan-Renungan Santa Teresa Dari Yesus dan Santo Yohanes Dari Salib, (Yogyakarta: Nyala Cinta, 2022), hlm. 108-110.
0 Comments