“Doa ketenangan ini adalah awal dari semua rahmat” (Riwayat Hidup 15.15).
Jika pengalaman ketenangan berasal dari Tuhan, pengalaman itu akan membawa kerendahan hati yang sejati yang lebih kuat daripada kerendahan hati lain yang bisa dirasakan oleh seseorang dalam dirinya. “Saat doaberasal dari Roh Allah, tidak perlu mencari-cari supaya menjadi rendah hati dan malu, karena Tuhan sendiri yang memberikan doa ini untuk suatu tujuan yang berbeda dari hal yang kita peroleh melalui pemikiran-pemikiran kita yang kecil. Karena kerendahan hati seperti itu tidak ada bandingannya dengan kerendahan hati sejati yang diajarkan oleh Tuhan dengan terangNya di sini” (Riwayat Hidup 15.14).
Dengan rekoleksi interior ini kebajikan-kebajikanmenjadi lebih kuat. “Saya percaya bahwa air ini menumbuhkan kebajikan-kebajikan secara lebih baik dan juga membawa jiwa lebih dekat kepada kebajikan sejati yang adalah Allah yang dariNya hadir semua kebajikan” (Riwayat Hidup 14.5). Kebajikan-kebajikan selalu menjadi tanda kenyataan dan kekuatan doa atau kehidupan rohani kita. Praktik kebajikan dikenal pertama-tama olehpelaksanaan perintah mengasihi sesama. Spiritualitas yang menutup kita dari keluarga manusiawi tidak bisa bersifat kristiani. Keinginan untuk tenang bukanlah keinginan untuk menutup diri. Keinginan untuk menutup diri itu adalah sikap anti sosial. Dan pastilah bahwa seorang yang paling sosial dari para kudus dalam kalender adalah Santa Teresa!
Kehadiran dan kasih Allah secara lebih konkret dikenal dan diakui. “Sri Baginda sedang mulai mempersatukan diriNya kepada jiwa dan Ia ingin agar jiwa mengalami bagaimana cara Ia melakukannya” (Riwayat Hidup 14.5). Kita, yang mungkin sejak awal secara sadar ingin berdoa, memiliki keinginan untuk mengalami kenyataan komunikasi Allah, paling kurang dalam beberapa cara yang sederhana. Pengalaman ini bukan datang dari keinginan kita, tetapi dari keinginan Allah bagi kita.
Bagaimana kita melihat apakah pengetahuan itu datang dari Allah atau dari keinginan kita sendiri atau dari setan? Pertama, kita bisa melihatnya dari kerendahan hati yang dihasilkan. “Saya kira suatu jiwa yang berpengalaman akan mengakui hal ini (bahwa hal ini tidak datang dari Allah) karena hasilnya adalah gangguan dan kurangnya kerendahan hati” (Riwayat Hidup 15.10). Kurangnya kerendahan hati muncul dari suatu sikap seseorang, yang sebenarnya harus bersyukur, yang ternyata malah mengharapkan pengalaman rohani setiap saat.
Apa yang dilakukan seseorang jika ia menerima anugerah ketenangan ini? Jangan mencoba menganalisa atau berpikir, tetapi tetaplah berada di dalam damai yang dibawa oleh Tuhan. “Karena itu, di tempat-tempat sunyi ini, biarkanlah jiwa tinggal di dalam istirahatnya; biarkanlah mereka menaruh pembelajarannya di sisi lain” (Riwayat Hidup 15.8).
Dikutip dari buku: P. Aloysius Deeney, OCD, Renungan-Renungan Santa Teresa Dari Yesus dan Santo Yohanes Dari Salib, (Yogyakarta: Nyala Cinta, 2022), hlm. 101-102.
0 Comments