Seri Karmelitana – Hari 47

“Seluruh persoalannya adalah bahwa kita harus memberi diri kita kepadaNya dengan tekad yang utuh” (Jalan Kesempurnaan 28.12).

Saya kira ada sebuah ide bagus untuk mengingatkan diri kita tentang bagian ini, tentang sesuatu yang sangat penting, yang dalam kenyataannya, sungguh penting. Kita sedang mencoba memahami ajaran Santa Teresa tentang perjalanan jiwa dalam mencari sebuah relasi dengan Allah. Kita harus ingat selalu bahwa titik pembinaan atau studi kita, ketertarikan kita, bukanlah diri kita sendiri. Dengan demikian kita tahu bahwa kita berada di mana. Ini bukan program untuk diri sendiri. Perjalanan ini bukanlah tentang kita.

Tujuan pembinaan kita adalah untuk mengetahui sebaik mungkin cara kita memberi diri kepada Allah tanpa syarat, apapun status hidup kita. Hal ini sangat pribadi, pasti, “Allah membimbing setiap orang di jalur yang berbeda-beda” (Nyala Api Cinta yang Hidup 3.59). Tetapi pusat perhatian dan tujuan perjalanan kita sama, yaitu Allah.

Pengenalan diri itu penting, bukan karena kita bisa menetapkan diri kita, tetapi karena kita sadar siapa kita dan apa yang kita butuhkan dari dan bagi Allah. Santa Teresa menjelaskan bahwa ia selalu mengetahui bahwa ia memiliki jiwa, tetapi ia tidak selalu mengerti apa itu jiwa karena semua gangguan yang dialaminya dalam hidup, bahkan di dalam biara. Tetapi kemudian, “Jika saya telah mengerti seperti yang saya tahu sekarang bahwa di dalam puri kecil jiwaku tinggal Sang Raja Besar, saya tidak akan membiarkan Dia sering sendirian… dalam kenyataannya, karena Ia adalah Tuhan, Ia bebas untuk melakukan apa yang Dia inginkan dan karena Ia mengasihi kita, Ia menyesuaikan diriNya dengan ukuran kita” (Jalan Kesempurnaan 28.11).

Tujuan dari refleksi tentang diri kita adalah untuk mengetahui “ukuran kita.” Kemudian, kita akan mampu untuk berjumpa dengan Allah yang tinggal di dalam diri kita.

Kita membaca karya Santa Teresa dan Santo Yohanes dari Salib karena mereka menulis apa yang mereka tulis. Jika tidak, kita tidak mengerti hal yang mereka ajarkan. Santa Teresa sendiri menjelaskan ajarannya dengan menulis dalam Jalan Kesempurnaan; “Karena semua yang saya nasihatkan kepadamu di dalam buku ini diarahkan kepada pemberian diri kita secara utuh kepada Sang Pencipta, penyerahan kehendak kita kepada kehendakNya dan kelepasan dari segala ciptaan” (Jalan Kesempurnaan 32.9).

“Arahkanlah pandanganmu kepada Sang Tersalib” (VII Puri Batin 4.8).

Dikutip dari buku: P. Aloysius Deeney, OCD, Renungan-Renungan Santa Teresa Dari Yesus dan Santo Yohanes Dari Salib, (Yogyakarta: Nyala Cinta, 2022), hlm. 96-97.

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *