Seri Karmelitana – Hari 4

“Sebab doa batin menurut pendapat saya tak lain daripada keakraban antar sahabat; artinya harus sering berada sendiri dengan Dia yang kita tahu mencintai kita” (Riwayat Hidup 8.5).

Pengamatan keempat terhadap relasi persahabatan atau doa menunjukkan bahwa inti persahabatan atau doa adalah cinta. Sahabat sejati saling mencintai. Ada rasa hormat, penerimaan dan sikap saling memperbaiki. Persahabatan sejati bukanlah suatu perhitungan. Santa Teresa menekankan bahwa relasi antara pendoa dan Tuhan bertumbuh “bukan dengan banyak berpikir, tetapi dengan banyak mencintai” (bdk. IV Puri Batin 1.7, Pendirian-Pendirian 5.2).

Bab kelima buku Pendirian-Pendirian adalah salah satu bab yang paling inspiratif di antara tulisan-tulisan Santa Teresa. Di sana, ia dengan jelas menjelaskan bahwa tidak semua orang mampu bermeditasi. Tidak semua orang mampu menjaga imajinasi dan pikirannya kepada Injil atau kepada satu misteri kehidupan Kristus. Tidak semua pribadi mampu berkonsentrasi kepada liturgi yang sedang dirayakan atau kepada keheningan yang sedang dijalankan. Ada beberapa orang yang pikirannya tidak tenang. Karena itu, menceritakan kepada beberapa orang bahwa meditasi berarti “berkonsentrasi kepada misteri penjelmaan atau misteri Tritunggal atau mukjizat Yesus yang memberi makan 5000 orang dalam Injil” malah akan mengarahkan orang kepada tujuan yang mustahil terwujud.

Adalah sesuatu yang memalukan saat kita menggunakan istilah “doa batin” untuk meditasi. Saya kira meditasi seperti itu akan lebih baik digambarkan sebagai latihan dalam hidup seseorang yang berdoa, untuk menjadi sadar bahwa ada komunikasi antara dia dan SESEORANG yang kepada-Nya ia berdoa. Bagi saya tampaknya inilah yang dimaksud oleh Santa Teresa saat ia mengatakan, “harus dimengerti bahwa tidak semua imajinasi dari kodratnya mampu untuk meditasi ini (meditasi dalam arti memusatkan pikiran), tetapi semua jiwa mampu untuk mencintai” (Pendirian-Pendirian 5.2).

Dengan menunjukkan bahwa doa adalah sikap mencintai, Santa Teresa telah membuat doa, bahkan doa yang tertinggi, menjadi mungkin bagi semua manusia. Apapun latarbelakang akademis Anda, tingkat pendidikan Anda, kecerdasan jiwa Anda, tingkat emosional Anda, ketersediaan waktu dan situasi aktual Anda, tidak satu pun yang menjadi “syarat” untuk memiliki kehidupan doa atau persahabatan dengan Allah yang menciptakan Anda. Kemampuan untuk mencintai adalah hal yang membuat kita mampu untuk berdoa atau bersahabat dengan Allah. Sekali lagi, Santa Teresa mengatakan, “pencinta yang sejati mencintai di manapun ia berada dan selalu berpikir tentang orang yang dicintai! Hal ini akan menjadi sesuatu yang berat untuk ditanggung jika kita hanya bisa berdoa saat berada di tempat-tempat yang sunyi” (Pendirian-Pendirian 5.16).

“Hal yang terpenting bukanlah banyak berpikir tetapi banyak mencintai; dan karena itu, lakukanlah yang terbaik yang menggerakkanmu untuk mencintai” (IV Puri Batin 1.7).

Dikutip dari buku: P. Aloysius Deeney, OCD, Renungan-Renungan Santa Teresa Dari Yesus dan Santo Yohanes Dari Salib, (Yogyakarta: Nyala Cinta, 2022), hlm. 12-13.

1 Comment

  1. Diana R. Barus

    Semoga saya mampu utk lbh banyak lagi utk mencintai. Amin

    Reply

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *