“Saya telah berbicara, menjawab, mewujudkan dan menyingkapkan kepadamu dengan memberi Dia sebagai seorang saudara, sahabat, guru, tebusan dan hadiah” (II Pendakian Gunung Karmel 22.5).
Salib bagi Santa Teresa dan Santo Yohanes dari Salib bukanlah fokus hukuman. Saat mereka menatap Kristus, mereka tidak melihat sesuatu yang memalukan. Saat mereka menatap salib, mereka melihat tindakan terbesar kasih Allah yang mengutus PutraNya karena keinginanNya untuk membawa kita kepadaNya dan tindakan terbesar Putra, yang karena kasihNya kepada Bapa, mengasihi kita sampai akhir. Karena Salib Kristus adalah tindakan kasih seperti itu, kita lebih memeluk salib daripada sekadar memikul salib. Salah satu puisi Santa Teresa berjudul Memeluk Salib. Bait pertamanya berbunyi:
“Memeluk salib, marilah kita mengikuti Yesus, Dia adalah jalan dan terang kita, yang penuh penghiburan” (Puisi-Puisi 20).
Saat menulis tentang orang-orang yang tidak mengalami kemajuan di jalan rohani, Santa Teresa menganalisa alasan kurangnya kemajuan demikian: “Mereka tidak memeluk salib tetapi menariknya, dan itu menyakitkan dan melelahkan mereka serta menghancurkan mereka berkeping-keping. Meskipun demikian, jika salib dikasihi, salib itu dengan mudah dipikul; ini pasti” (Gagasan-Gagasan tentang Cinta Allah 2.26).
“Jika kamu harus mencari penampakan ilahi dan pewahyuan, baik ilahi maupun badani, pandanglah Dia, yang menjadi manusia dan kamu akan menemukan lebih daripada yang kamu bayangkan. Karena sang rasul juga mengatakan: dalam Kristus semua kepenuhan keilahian tinggal secara jasmaniah (Kol 2:9)” (II Pendakian Gunung Karmel 22.6).
Santo Yohanes dari Salib dalam kutipan di atas mengatakan, “Pandanglah Dia yang menjadi manusia,” membenarkan perintah dengan mengutip Santo Paulus yang menyatakan bahwa kelengkapan keilahian Pribadi Kedua Allah Tritunggal ditemukan di dalam tubuhNya. Tubuh manusiawiNya selalu nyata bagi kita dengan cara yang paling jelas saat kita melihat salib dan mengerti kedalaman kasih yang ditunjukkan kepada kita. Kasihilah Yesus yang tersalib dan Ia akan menguatkanmu untuk terus berjalan dalam kesatuan dengan Bapa.
Dikutip dari buku: P. Aloysius Deeney, OCD, Renungan-Renungan Santa Teresa Dari Yesus dan Santo Yohanes Dari Salib, (Yogyakarta: Nyala Cinta, 2022), hlm. 70-71.
0 Comments