Seri Karmelitana – Hari 29

Yesus dari Teresa

Semua kesulitan, ketidakmampuan untuk melaksanakan meditasi diskursif, kekurangan pembimbing yang baik dan hal lain yang membuat Teresa melihat teori buruk tentang doa, semua tantangan ini membawanya kepada solusi konkret atas kerinduannya.

Ajaran iman Katolik tentang Pribadi Kedua Allah Tritunggal menyatakan bahwa Ia diutus oleh Bapa untuk keselamatan umat manusia. Jalan penyelamatan ini bukan “dari atas” atau “dari bawah”. Keselematan ini terjadi dalam keberadaan manusia. Sang Sabda diucapkan oleh Bapa. “Bapa mengucapkan satu Sabda, yang adalah PutraNya” (Ucapan-ucapan tentang Cahaya dan Cinta 100). Sabda itu bukan diucapkan dari surga, tetapi diucapkan dalam daging kemanusiaan.

Bagi Santa Teresa, seorang perempuan yang mampu dan sangat setia untuk suatu persahabatan besar, pernyataan yang tertulis dalam Regula Santo Albertus, yang menyatakan bahwa kehidupan para Karmelit adalah suatu “kesetiaan kepada Yesus Kristus”, memberinya kunci untuk mengerti betapa ia boleh mendekati jalan doa yang dicarinya.

Seperti kita ketahui, Santa Teresa sangat tekun membaca. Pada titik kehidupannya ini, saat ia sedang berkembang menjadi dewasa dengan cara yang baru ditemukannya, inkuisisi Spanyol (suatu lembaga gerejani yang didirikan oleh Raja Spanyol, yang bertugas menjaga kebenran iman Katolik dengan mengawasi dan mengadili berbagai hal yang dicurigai sebagai aliran sesat setelah reconquista (penaklukan kaum Muslim dan Yahudi di Spanyol) padatahun 1492), mengeluarkan sebuah daftar buku yang dilarang untuk dibaca. Semua orang Katolik dan semua biara yang memiliki buku-buku itu sebagai milik mereka, harus membakar buku-buku itu. Inkuisisi Spanyol takut dengan beberapa jenis spiritualitas yang sedang menjadi populer. Inkuisisi sangat curiga kepada wanita yang membaca.

“Saat mereka melarang membaca banyak buku dalam bahasa setempat, saya merasa bahwa larangan ini keterlaluan karena membeca beberapa buku ini adalah kenikmatan bagi saya dan saya tidak bisa lagi melakukannya sebab hanya edisi Latin yang diizinkan. Tuhan mengatakan kepada saya: ‘Jangan takut, sebab Aku akan memberikan kepadamu sebuah buku yang hidup'” (Riwayat Hidup 26.5).

Buku yang hidup! “Saya mulai lagi untuk encintai kemanusiaan yang kudus. Doa mulai membentuk diri seperti suatu gedung yang kini memiliki dasar” (Riwayat Hidup 24.2).

Allah, dalam kasih dan kerahimanNya yang tak terbatas, telah menetapkan bahwa jalan kembali kepadaNya ditemukan dengan mengambil jalan yang membuat Ia memutuskan untuk datang kepada kita. Yang Ilahi menjadi manusia, agar manusia menjadi Ilahi. Yesus, Jalan, Kebenaran dan Hidup, ditemukan di dalam halaman-halaman Injil. Itulah kehidupan, sengsara, kematian dan kebangkitan yang membuat kita terbuka untuk berjumpa dengan Dia.

Pendirian bangunan doa ii tidak berada di langit, atau dalam pikiran, atau di bintang-bintang. Bangunan itu ada di dalam kemanusiaan kita, yang dialami pula oleh Yesus sendiri. Santa Teresa menemukan bahwa Orang yang dikenalnya sangat mengasihi dirinya, adalah Allah-Manusia, Yesus dari iNazaret. Yesus adalah sahabat karibnya dan satu-satunya titik acuan. Yesus sendiri buku yang hidup baginya.

Dikutip dari buku: P. Aloysius Deeney, OCD, Renungan-Renungan Santa Teresa dari Yesus dan Santo Yohanes dari Salib, (Yogyakarta: Nyala Cinta, 2022), hlm. 63-65.

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *