Seri Karmelitana – Hari 23

“Semua kerinduanku dulu dan masih ada sampai sekarang adalah bahwa karena Dia memiliki banyak musuh dan sedikit sahabat, maka sahabat yang sedikit ini harus menjadi sahabat yang baik” (Jalan Kesempurnaan 1.2).

Ketika sedang berbicara tentang perlunya kerendahan hati dan kekuatannya, Santa Teresa dalam Jalan Kesempurnaan (16.17) mulai berbicara tentang doa dan perbedaan antara meditasi dan kontemplasi. Meditasi adalah tahap ketika seseorang membuka dirinya kepada kehadiran Allah di dalam hidupnya. Kebajikan cinta kasih persaudaraan, kelepasan dan kerendahan hati adalah karakter yang sangat perlu bagi seseorang untuk mulai berjalan di jalan ini. Kebajikan-kebajikan batin yang sama memerlukan tahap meditasi untuk tumbuh semakin kuat dalam pelaksanaannya (bdk. Jalan Kesempurnaan 16.3-6).

Sebagaimana kebajikan-kebajikan ini, atau tepatnya, sebagaimana kita tumbuh dalam kebajikan-kebajikan ini, kita menjadi semakin sadar tentang diri kita sendiri dan tentang tindakan Allah. Juga tumbuh keinginan dalam diri kita untuk mengalami suatu doa yang lebih dalam dan suatu kehidupan rohani. Meskipun demikian, Santa Teresa mengingatkan kita untuk sungguh harus rendah hati dalam keinginan ini dan mengakui bahwa Allah sendirilah yang memimpin serta kita harus puas dengan keinginan Allah untuk memberi bagi kita dan mengabaikan hal yang kita inginkan untuk diberikan olehNya.

Orang yang sungguh rendah hati mengenal dirinya dan ada sejenis kebanggaan (kerendahan hati palsu) saat ia membandingkan dirinya dengan orang lain. Santa Teresa mengatakan, “…penting untuk mengerti bahwa Allah tidak membimbing semua orang di satu jalur, dan mungkin seseorang yang berpikir bahwa dia sedang berjalan di sebuah jalan yang rendah, dalam kenyataannya, lebih tinggi di mata Tuhan” (Jalan Kesempurnaan 17.2).

“Karena ada jalur-jalur yang berbeda di mana Allah memimpin jiwa- jiwa” (Jalan Kesempurnaan 5.5).

“Karena ada banyak lorong di sepanjang jalan roh ini, itu bisa berarti bahwa saya akan mengatur diri untuk mengatakan hal-hal yang pasti berguna tentang beberapa lorong-lorong. Jika mereka yang tidak berjalan di lorong yang sedang saya katakan tidak mengerti tentang hal yang saya sedang katakan, hal itu akan terjadi karena mereka berjalan di lorong yang berbeda” (Pendirian-Pendirian 5.1).

Sebagaimana kita memulai kehidupan doa, kita harus melakukan banyak hal untuk mengatur diri kita, menemukan waktu dan memperjelas berbagai gangguan. Meskipun demikian, perlu disadari bahwa sejak awal, Allah yang sedang memimpin setiap kita, tetapi Ia memimpin kita sesuai dengan kedamaian dan kepribadian diri kita.

Santo Yohanes dari Salib sangat tegas dalam hal ini dan dalam bait ketiga Nyala Api Cinta yang Hidup, ia berkata, “Pertama-tama harus diketahui bahwa jika seseorang sedang mencari Allah, Dia yang dikasihi sedang lebih mencari orang itu” (Nyala Api Cinta yang Hidup 3.28). “Jiwa kemudian harus menyatakan bahwa Allah adalah pelaku utama dalam hal ini” (Nyala Api Cinta yang Hidup 3.29). “Allah memimpin setiap orang di berbagai lorong yang berbeda, sehingga hampir satu roh tidak akan ditemukan seperti yang lain bahkan dalam pertengahan prosedur metodenya” (Nyala Api Cinta yang Hidup 3.59).

Hanya ada tiga hal penting yang bisa memampukan kita untuk melihat bahwa Allah yang sedang mencari kita. Ia menemukan kita sebagaimana adanya kita sehingga Ia boleh membawa kita ke tempat yang Dia inginkan.

Dikutip dari buku: P. Aloysius Deeney, OCD, Renungan-Renungan Santa Teresa Dari Yesus dan Santo Yohanes Dari Salib, (Yogyakarta: Nyala Cinta, 2022), hlm. 51-52.

 

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *