Seri Karmelitana – Hari 21

“Semua kerinduanku dulu dan masih ada sampai sekarang adalah bahwa karena Dia memiliki banyak musuh dan sedikit sahabat, maka sahabat yang sedikit ini harus menjadi sahabat yang baik” (Jalan Kesempurnaan 1.2).

Santa Teresa, selagi masih berbicara tentang kebajikan kerendahan hati dalam Jalan Kesempurnaan, mulai berbicara tentang perlunya meditasi. Ia telah mengatakan bahwa kebajikan-kebajikan batiniah (saling mengasihi, kelepasan dari segala ciptaan dan kerendahan hati yang sejati) adalah syarat-syarat dan hal penting bagi doa. Sekarang ia mengatakan bahwa doa adalah sesuatu yang diperlukan agar orang bisa memperoleh kebajikan-kebajikan. “…karena meditasi adalah dasar untuk memperoleh segala kebajikan dan menjalankannya adalah soal hidup dan mati bagi semua orang Kristen” (Jalan Kesempurnaan 16.3).

Hal ini bukanlah suatu kontradiksi. Hal ini perlu untuk memahami hal yang diinginkan oleh Santa Teresa bagi kita. Doa yang menjadi tujuannya adalah pengalaman kontemplasi. Meditasi, yang bukan kontemplasi, adalah sesuatu yang diperlukan untuk bisa mengalami kontemplasi.

Untuk memperjelas pemahaman tentang berbagai cara yang membuat Santa Teresa menggunakan istilah doa, saya ingin menyoroti cara kita memahami maksudnya. Ingatlah bahwa doa selalu berarti relasi dengan Allah.

Doa vokal adalah komunikasi dengan Tuhan dengan menggunakan kata-kata yang disusun dan diakui oleh Gereja melalui beberapa rumusan tetap. Meskipun demikian ingatlah bahwa “kata-kata” selalu perlu didampingi dengan “gagasan-gagasan.” “Suatu doa, saat seseorang tidak menyadari orang yang sedang diajak berbicara, hal-hal yang sedang dimohonkannya, siapa yang sedang meminta dan kepada siapa permintaan sedang diminta, saya tidak menyebutnya sebagai doa meskipun bibir bergerak” (I Puri Batin 1.7). Doa batin menuntut lebih daripada sekadar mengucapkan kata-kata.

Kategori besar kedua tentang doa atau relasi dengan Allah disebut secara umum dengan istilah doa batin. Kita tahu tentang definisi doa batin yang diberikan oleh Santa Teresa dalam Riwayat Hidup: “Sebab doa batin menurut pendapat saya tak lain daripada keakraban antar sahabat; itu artinya orang harus sering berada sendiri dengan Dia yang kita tahu mencintai kita” (Riwayat Hidup 8.5).

Kategori doa batin ini dibagi ke dalam berbagai tahapan. Tetapi ingatlah bahwa berbagai tahapan itu adalah tahapan-tahapan pertumbuhan dalam hubungan antara seseorang yang menjalankan doa dan Seseorang yang adalah rekan ilahi di dalam doa. “Keakraban” adalah sesuatu yang bersifat pribadi. Setiap orang mengalami keakraban ini sesuai keadaan jiwa, roh, pikiran dan kepribadiannya.

Kategori pertama doa batin, kategori yang dibicarakan Santa Teresa dalam Jalan Kesempurnaan (bab 16), saat berbicara tentang kerendahan hati adalah kategori meditasi. Sebagai pemula dalam suatu relasi, tugas kita adalah membuka diri kita kepada kehadiran Allah, yang pada awal kita kenal melalui iman. Iman kita memberitahukan kepada kita bahwa kita berada di hadapan Allah. Meditasi membuka jalan bagi kita kepada kehadiran itu.

Dua kutipan dari Santa Teresa mengatakan kepada kita para pengikutnya bahwa doa bukan hanya untuk para kudus atau orang-orang suci, tetapi juga untuk para pendosa seperti kita

“Saya juga memperhitungkan kembali sehingga seseorang boleh mengerti bagaimana keadaannya jika jiwa bertekun di dalam doa, di tengah-tengah dosa, cobaan dan kegagalan dalam seribu macam hal yang ditempatkan oleh setan di jalur itu, pada akhirnya, saya memastikan, Tuhan akan menariknya ke pelabuhan keselamatan seperti yang sekarang tampak, Dia mati untuk saya” (Riwayat Hidup 8.4).

“Dan tak seorangpun, walaupun mungkin dia tersesat, tak boleh mengesampingkan meditasi jika Allah telah menyadarkan dia untuk suatu kebaikan yang besar…” (Jalan Kesempurnaan 16.3).

Dikutip dari buku: P. Aloysius Deeney, OCD, Renungan-Renungan Santa Teresa Dari Yesus dan Santo Yohanes Dari Salib, (Yogyakarta: Nyala Cinta, 2022), hlm. 46-48. 

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *