“Saya tidak akan meniup lilin ini. Biarkan dia tetap menyala dan berkobar seperti semangat kita yang tetap berkobar,” ucap Pater Dius, OCD menolak ajakan Frater Yano sebagai MC yang memintanya meniup lilin. Pater Dius hanya memejamkan mata dan berdoa sejenak di dalam hatinya. Hingga lagu “Tiup Lilinya” selesai dinyanyikan, lilin tetap menyala di atas kue ulang tahun imamat yang diarak kembali ke belakang.
Pater Claudius Meo Keu, OCD ditahbiskan bersama tiga orang imam OCD lainnya: Pater Simplisius Zawa Sendong, OCD yang menjadi imam misionaris di Jepang; Pater Theodorus Ruing, OCD dan Pater Winfrid Watu Nono, OCD yang keduanya menjadi vicaris parochial di Paroki Maria Bunda Pertolongan Abadi, Binjai, Sumatera Utara. Mereka ditahbiskan oleh Mgr. Vinsensius Sensi Potokota, Uskup Agung Keuskupan Agung Ende (KAE) pada tanggal 16 Agustus 2020, pada waktu wabah virus corona, covid 19 merebak. “Kami ditahbiskan sebagai angkatan corona” ungkap Pater Dius sambil tersenyum kalem.
Imam yang selalu terlihat gembira dan sangat suka menari ini mengatakan dalam homilinya bahwa imamat baginya adalah bagaikan mutiara yang terpendam, yang dicari dan ditemukan.
Imam muda yang kini menjadi direktur bagi para postulan di Biara St. Maria dari Gunung Karmel, Kiawa ini menceritakan pengalamannya ketika akan masuk biara,
“pada saat saya mau masuk biara, tidak ada satu sen pun uang yang ada di rumah. Tidak ada. Lalu mama bilang begini, kalau kau mau masuk biara, biar kita jual tanah saja. Dan pada saat itu, spontan saya bilang, waduh kalau jual tanah biar saja, biar saya tidak usah masuk biara saja. Saya mengalah, karena belum tentu saya jadi imam. Nanti kalau dalam perjalanan waktu kemudian saya mengundurkan diri saya pulang sudah tidak ada tanah, tidak ada warisan. Pada saat itu om bilang begini, kita masih ada kerbau, bagaimana kalau kita jual kerbau. Dan saya menjawab, kalau itu boleh, kerbau masih bisa beranak, masih bisa bertambah. Kalau jual kerbau saya siap mau masuk biara.”
Setelah Misa syukur yang dipimpin langsung oleh Pater Dius, acara dilanjutkan dengan makan malam bersama dan rekreasi. Ada yang asyik bermain kartu dan tentu saja, yang menjadi kesukaan sang yubilaris, yakni menari.
Malam itu menjadi malam yang amat membahagiakan bukan saja bagi Pater Dius dan Ketiga rekan imam lainnya yang merayakan hari ulang tahun imamat mereka, melainkan juga semua orang yang mengambil bagian dalam imamat mereka dan yang mereka layani.
Selamat dan profisiat ya, Padres, semoga sehat dan bahagia selalu, tetap diberkati dan senantiasa menjadi berkat.
Manado, 16 Agustus 2024
P. Dhany, OCD
0 Comments