BAPA USKUP BERIKAN SEJENIS ES KRIM KEPADA 169 KRISMAWAN-KRISMAWATI DI STASI RAMBUNAN

Malam Minggu, tanggal 21 Oktober 2024, hujan turun mengguyur bumi, membasahi tanah Minahasa di Stasi Rambunan, wilayah Paroki Hati Kudus, Sonder.

Di bawah tenda yang dipasang di samping kapela, kursi-kursi sudah disusun dengan rapi, ada sebuah meja di depan tenda dengan dua buah kursi dan sebuah proyektor telah disiapkan. Dua orang yang duduk di atas kursi itu, yang seorang berjubah coklat dan satunya berpakaian biasa namun rapi. Mereka adalah Pater Daniel Lobo Oba, OCD dan Pak Frangky Wulur. Dua orang ini akan membawakan seminar tentang Sejarah Baptisan Pertama Umat Stasi Rambunan dan Sakramen Pembaptisan.

Seminar yang dihadiri umat Stasi St. Fransiskus Xaverius, Rambunan ini diakhiri dengan Doa Rosario bersama yang ditutup dengan menyalakan lilin di depan gua Maria di dinginnya udara malam selepas hujan deras.

Minggu, 22 Oktober, 2024. Di kejauhan, suara Drum Band terdengar ditabuh berirama indah, menghasilkan melodi yang harmoni. Di langit, matahari bersinar terang, dan langit cerah bagai tersenyum menyapa.
Kami, Pastor Hann Riberu, OCD, Diakon Yuventus Bere Seran, OCD dan saya terus berjalan dari pastoran sementara di Sonder, terus menurun menuju ke Stasi Rambunan. Di ujung jalan, di rumah Keluarga Suster Rosa, SJMJ; kami turun.

Anak-anak penabuh drum band dari SMP Stella Maris, Tomohon sudah bersiap menanti. Tak lama berselang, datang juga para pastor dan frater postulan dari Biara Karmel OCD St. Maria dari Gunung Karmel, Kiawa, ada Pastor Agus Pera, OCD; Pastor Claudius Meo Keu, OCD; Pastor Engelbertus Asromans, OCD; Frater Jefri Temba, OCD. Hadir juga Dewan Komisariat OCD Indonesia, Pastor Oris Liko, OCD dan dari Tampusu, Pastor Marsi, CSE.

Belum lama menunggu Yang Mulia Uskup Keuskupan Manado, Mgr. Benediktus Estephanus Roli Untu, MSC didampingi Diakon Kristian dan Pak Roby sebagai sopir, tiba. Saat turun dari mobil, mereka dijemput kelompok Penari Selendang Biru yang dibawakan oleh kelompok ibu-ibu dari Stasi Rambunan, lalu beristirahat sejenak dan minum kopi.

Dari situ, kami berarak menuju Kapela Stasi Rambunan diiringi dengan atraksi Drum Band Stella Maris, Tomohon, dalam pengawalan rapi anggota Legio Christi hingga depan Kapela dan persiapan misa di pastoran stasi.

Sekitar lima belasan menit kami berbaris memakai Kasula merah, berjalan rapi di belakang 169 krismawan-krismawati yang tampil gagah berpakaian putih dengan senyuman bahagia di wajah mereka.

Misa Syukur 140 tahun baptisan pertama yang dipadukan dengan penerimaan Sakramen Krisma ini dimeriahkan dengan Koor dari Stasi St. Yosef Pekerja, Kiawa dengan tarian pengiring dari kelompok Selendang Biru yang dibawakan oleh tuan rumah, Stasi Rambunan.

Dalam homilinya, Yang Mulia Bapa Uskup mengatakan bahwa dengan menerima Sakramen Krisma ini para peserta mendapatkan kepenuhan Roh Kudus yang sudah diperoleh sejak pembaptisan dan kepenuhan ini mesti menjadikan orang Katolik bangga dan menjadi saksi dengan sukacita.

Sebelum berkat penutup, ada pengumuman dari Ketua Stasi, Bapak Marsel Wewengkang. Lalu Bapa Uskup memberikan sejenis es krim kepada para krismawan-krismawati. “Ngoni suka makan es krim? Es teler?” Tanya Bapa Uskup lalu memberikan sejenis es krim yang disebut Bapa Uskup sebagai SBIT (Serupa, Bangga, Integritas, Tanggung jawab).

Serupa berarti Sakramen Krisma ini menjadikan kita dipenuhi dengan Roh Kudus, Roh Kristus sendiri, sehingga kita diharapkan hidup selaras dengan teladan Kristus dan menjadi semakin serupa dengan Dia.

Bangga akan iman Katolik karena semakin mantap dalam iman sehingga berani membelanya bila Gereja dicemarkan dan dinodai.
Integritas berarti hidup kita harus memberikan kesaksian bukan hanya dengan kata-kata saja, tapi juga dengan perbuatan yang selaras dengan apa yang kita ucapkan.
Tanggung jawab berarti bahwa kita mesti menjadi lebih sadar akan tanggung jawab dalam kehidupan gereja dan memajukan serta mengembangkannya dan dalam karya-karya pelayanan yang dibutuhkan gereja.
Boleh juga ya es krimnya bapa uskup, ayo teman-teman siapa yang mau?

 

Manado, 22 Oktober 2024
P. Dhany, OCD 

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *