Hari Biasa Pekan IV Paskah (P)
Kis. 11:1-18; Mzm. 42:2-3.43:3-4; 22 Yoh. 10:1-10
BACAAN INJIL: Yoh. 10:1-10
“Aku datang supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala
kelimpahan.”
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada orang-orang Farisi, “Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya, siapa yang masuk ke dalam kandang domba dengan tidak melalui
pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang
perampok. Tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba. Untuk dia penjaga membuka pintu, dan domba-domba mendengarkan suaranya;
ia memanggil dombanya, masing-masing menurut namanya, dan menuntunnya
ke luar. Jika semua domba telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka,
dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya. Tetapi
seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena
suara orang-orang asing tidak mereka kenal.” Itulah yang dikatakan Yesus dalam
perumpamaan kepada mereka, tetapi mereka tidak mengerti apa maksudnya Ia
berkata demikian kepada mereka. Maka kata Yesus sekali lagi, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu kepada domba-domba itu. Semua orang
yang datang sebelum Aku adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu
tidak mendengarkan mereka. Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia
akan selamat; ia akan masuk dan ke luar, dan menemukan padang rumput. Pencuri datang hanya untuk mencuri, membunuh, dan membinasakan; Aku datang
supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.”
RENUNGAN
Yesus itu seorang gembala yang mengenal domba-domba-Nya dengan nama satu
persatu. Suatu saat saya bertemu dengan seorang gembala. Ia mengenal domba-dombanya dengan nama. Satu persatu dipanggil dengan nama. Ternak itu, ketika
mendengar namanya dipanggil, ia menoleh kepada suara yang memanggil itu. Dan
dengan bangganya gembala itu berkata: “Lihat, mereka kenal aku, bila mendengar
suaraku mereka melihat kepadaku”. Dan mereka pun tahu namanya masing-masing.
Mengenal seseorang dengan nama itu sangat penting. Semua kita pernah dalam satu
situasi dan kita sadari bahwa kita hendaknya mengingat nama seseorang. Demikian
juga bila pernah bertemu tetapi tidak mengingat nama. Ada orang-orang tertentu
punya cara yang khas dalam mengenal seseorang. Bila bertemu, mereka sebut satu
nama yang bukan nama kita. Lalu kita akan dengan sendirinya perkenalkan nama
sendiri. Misalnya, baru pertama bertemu, tetapi orang itu berbuat seolah-olah
sudah pernah bertemu dan berkata: “Hai Petrus, selamat bertemu”. Dengan serta
merta orang itu mengoreksi sendiri dengan sebut namanya, “Saya bukan Petrus,
tetapi saya Yohanes”. Dan orang itu akan melanjutkan, “Oh, ya Yohanes, maaf,
saya lupa”. Jika tidak berani berbuat demikian, minta maaf dan tanyakan namanya.
Dipanggil oleh teman dengan nama, akan membawa suka cita tersendiri. Membawa
kebahagiaan tersendiri. Orang pun merasa bahwa dia dikenal dan merasa dihargai.
Yesus berkata pada diri-Nya sendiri, kalau Ia mengenal kita satu persatu dengan
namanya. Dalam Kitab Suci dikatakan bahwa Yesus tahu nama setiap orang karena
tertulis di telapak tangan Allah Bapa. Bahkan Yesus pun telah menyingkapkan pada
kita cinta kasih Allah pada setiap kita secara pribadi. Yesus mengenalmu dengan
nama. Itulah kasih timbal balik antara Yesus kepada Bapa dan Bapa kepada Yesus.
Selanjutnya, kasih itu bukan saja menyatukan kita dengan Allah Bapa. Tetapi, juga
kasih di antara kita. Kasih Yesus itu menjadikan kita satu keluarga. Atau kasih itu
menyatukan kita dengan Kristus dan menjadi satu kawanan. • (P. Yohanes Preta Manuk, OCD)
0 Comments