AROMA SABDA – Rabu, 7 Februari 2024

Pekan Biasa V (H)
1Raj. 10:1-10; Mzm. 37:30-31,39-40; Mrk. 7:14-23

BACAAN INJIL: Mrk. 7:14-23

Pada suatu hari, Yesus memanggil orang banyak dan berkata kepada mereka, “Dengarkanlah Aku dan camkanlah ini! Apa pun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskan dia! Tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya!” Barangsiapa bertelinga untuk mendengar hendaklah ia mendengar! Sesudah itu Yesus masuk ke sebuah rumah untuk menyingkir dari orang banyak. Maka murid-murid bertanya kepada Yesus tentang arti perumpamaan itu. Yesus menjawab, “Apakah kamu juga tidak dapat memahaminya? Camkanlah! Segala sesuatu yang dari luar masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskan dia, karena tidak masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya, lalu dibuang di jamban?” Dengan demikian Yesus menyatakan semua makanan halal. Yesus berkata lagi, “Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya! Sebab dari dalam hati orang timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang.”

RENUNGAN

Sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk melihat hal yang paling esensial di dalam diri kita, yaitu hati kita. Hati adalah sumber kehendak yang menghasilkan tindakan-tindakan moral. Kebaikan dan keburukan sesungguhnya berasal dari rancangan hati dan pikiran kita, bukan dari luar, bukan dari makanan dan minuman yang kita konsumsi. Karena itu, kita perlu menata kembali hati kita. Sejak awal, Allah telah menciptakan kita dengan kehendak yang bebas termasuk untuk berbuat baik. Namun, hati yang tidak ditata, dan tidak dibina akan bisa menjadi sumber-sumber dosa.

Salah satu cara untuk menata dan membina hati kita adalah dengan mendengarkan, merenungkan dan mengontemplasikan sabda Tuhan sendiri yang adalah pelita bagi kaki kita dan terang bagi jalan kita (lih. Mzm. 119:105). Cara lainnya adalah melalui pendidikan karakter berkualitas entah di lembaga pendidikan formal maupun di lembaga paling utama, yaitu dalam keluarga kita sendiri. • (P. Markus Ture, OCD)

Baca versi lengkap: Buku Dupa Karmel, Edisi I 2024 (Yogyakarta: Nyala Cinta, 2024)

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *