AROMA SABDA – Rabu, 28 Februari 2024

Hari Biasa Pekan II Prapaskah (U)
Yer. 18:18-20; Mzm. 31:5-6,14,15-16; Mat. 20:17-28

BACAAN INJIL:  Mat. 20:17-28

Pada waktu Yesus akan pergi ke Yerusalem, Ia memanggil kedua belas murid-Nya tersendiri dan berkata kepada mereka, “Sekarang kita pergi ke Yerusalem, dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olok, disesah dan disalibkan, tetapi pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan.” Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus beserta anak-anaknya kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya. Kata Yesus, “Apa yang kau kehendaki?” Jawab ibu itu, “Berilah perintah, supaya kedua anakku ini kelak boleh duduk di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu, dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu.” Tetapi Yesus menjawab, “Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?” Kata mereka kepada-Nya, “Kami dapat.” Yesus berkata kepada mereka, “Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya.” Mendengar itu, marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu. Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata, “Kamu tahu, bahwa pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu! Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu. Sama seperti Anak Manusia: Ia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani, dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”

RENUNGAN

Ibu anak-anak Zebedeus datang kepada Yesus dan menyampaikan permohonan untuk duduk di sebelah kanan dan kiri di dalam Kerajaan-Nya. Yesus menanggapi permohonan tersebut dengan menyatakan bahwa Bapa-Nya yang menentukan siapa yang layak untuk memperolehnya. Dua poin penting yang perlu diperhatikan: Pertama, kita tidak berhak meminta balas jasa kepada Tuhan atas pelayanan yang telah kita lakukan di dalam hidup kita. Kita hanyalah hamba-Nya yang dipilih dan dipakai-Nya sebagai perpanjangan tangan kasih-Nya. Kedua, jalan yang dilalui Yesus bukanlah jalan yang lebar dan bebas hambatan, melainkan jalan yang sempit dan penuh rintangan. Sebagai murid-Nya, kita harus siap meminum ‘cawan penderitaan’, karena tiada kemuliaan tanpa salib. Bagi kita, ini pun mengandung pesan bahwa janganlah terobsesi untuk menduduki tempat yang paling terkemuka dan teristimewa di dalam kerajaan-Nya. Teladani Yesus yang setia melayani kita bahkan rela menyerahkan nyawa-Nya demi keselamatan kita. Kalau kita setia dalam pelayanan, maka tempat terkemuka itu akan tersedia bagi kita. Jalan menuju tempat terhormat, terkemuka dan teristimewa adalah jalan salib. • (P. Bertolomeus Bolong Jr., OCD)

Baca versi lengkap: Buku Dupa Karmel, Edisi I 2024 (Yogyakarta: Nyala Cinta, 2024)

1 Comment

  1. Diana R. Barus

    Ya Tuhan…. mampukan aku setia dlm pwlayanan ku. Amin

    Reply

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *