HARI BIASA PEKAN V PRAPASKAH (U)
Dan. 3:14-20,24-25,28; MT Dan. 3:52,53,54,55,56; Yoh. 8:31-42 20
BACAAN INJIL: Yoh. 8:31-42
“Apabila Anak memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka”
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-
Nya, “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, maka kamu benar-benar murid-Ku,
dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan
kamu.” Jawab mereka, “Kami adalah keturunan Abraham, dan tidak pernah menjadi hamba siapa pun. Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka?” Kata Yesus kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa, dan hamba tidak tetap tinggal di rumah; yang tetap tinggal dalam rumah adalah anak. Tetapi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka. Aku tahu, bahwa kamu adalah keturunan Abraham, tetapi kamu berusaha untuk membunuh Aku, karena firman-Ku tidak beroleh tempat di dalam kamu. Apa yang kulihat pada Bapa, itulah yang Kukatakan, seperti halnya kamu melakukan apa yang kamu dengar dari bapamu.” Jawab mereka kepada-Nya, “Bapa kami ialah Abraham.” Kata Yesus kepada mereka, “Sekiranya kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham. Tetapi yang kamu kerjakan ialah berusaha membunuh Aku; Aku, seorang yang mengatakan kebenaran kepadamu, yaitu kebenaran yang Kudengar dari Allah! Pekerjaan yang demikian tidak dikerjakan oleh Abraham. Kamu mengerjakan pekerjaan bapamu sendiri.” Jawab mereka, “Kami tidak dilahirkan dari zinah. Bapa kami satu, yaitu Allah.” Kata Yesus kepada mereka, “Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku.”
RENUNGAN
Hari ini kita merenungkan Firman Tuhan dalam Injil Yohanes 8:31-42, yang berkaitan
dengan Kitab Daniel 3:14-20,24-25,28. Firman Tuhan itu menekankan pentingnya
kebebasan dari kepalsuan. Injil Yohanes 8 memaparkan dialog antara Yesus Kristus
dan beberapa orang Yahudi yang percaya kepada-Nya. Yesus menyatakan bahwa
hanya mereka yang tetap dalam ajaran-Nya yang benar-benar menjadi murid-Nya,
dan hanya mereka yang mengenal kebenaran yang akan memperoleh kebebasan
yang sejati. Untuk lebih memahami makna kebebasan yang sejati, kita beralih ke Kitab Daniel Bab 3, di mana Nebukadnezar, Raja Babel, memerintahkan agar patung emas
didirikan dan semua orang di Babel harus sujud menyembahnya. Sadrakh, Mesakh,
dan Abednego, tiga pemuda yang hidup dalam iman kepada Allah, menolak sujud
menyembah patung itu, karena mereka hanya akan menyembah Allah yang sejati.
Ketika Nebukadnezar meminta penjelasan mengenai sikap mereka, pemudapemuda
itu dengan tegas menyatakan iman mereka akan Allah dan bahwa mereka
tidak takut, meskipun ancaman hukuman yang ditetapkan. Kristus mengajarkan pula bahwa mengenal kebenaran-Nya akan membebaskan kita dari belenggu dosa dan kepalsuan dunia ini. Kepalsuan dunia seperti patung emas yang memaksa orang untuk menyembahnya, sedangkan kebenaran Kristus merebut kehidupan yang sejati bagi mereka yang percaya. Ketika para pemuda itu dihukum dan dilemparkan ke dalam perapian yang membara, sesuatu yang mengejutkan terjadi. Mereka tidak terbakar oleh api, karena mereka tidak hidup dalam perbudakan dosa atau ketakutan manusiawi. Seorang malaikat pun terlihat berjalan bersama mereka di tengah api. Allah yang sejati melepaskan mereka dari api pemusnah dan memberikan kebebasan yang sejati, baik secara fisik maupun rohani. Seperti Sadrakh, Mesakh, dan Abednego, marilah kita berani menunjukkan iman yang teguh pada Allah yang sejati, bahwa kita tidak akan menyerah kepada kekuasaan dunia atau dosa. • (P. Fransiskus Pala, OCD)
Baca versi lengkap: Buku Dupa Karmel, Edisi I 2024 (Yogyakarta: Nyala Cinta, 2024)
Amin