Pekan Biasa V (H)
1Raj. 11:29-32; 12:19; Mzm. 81:10-11ab,12-13,14-15; Mrk. 7:31-37
BACAAN INJIL: Mrk. 7:31-37
“Yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berbicara.”
Pada waktu itu Yesus meninggalkan daerah Tirus, dan lewat Sidon pergi ke Danau Galilea, di tengah-tengah daerah Dekapolis. Di situ orang membawa kepada-Nya seorang tuli dan gagap dan memohon supaya Yesus meletakkan tangan-Nya atas orang itu. Maka Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian. Kemudian Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu meludah dan meraba lidah orang itu. Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya, “Effata,” artinya: Terbukalah! Maka terbukalah teli-nga orang itu, dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik. Yesus berpesan kepada orang-orang yang ada di situ supaya jangan menceriterakannya kepada siapa pun juga. Tetapi, makin dilarang-Nya mereka, makin luas mereka memberitakannya. Mereka takjub dan tercengang, dan berkata, “Ia menjadikan segala-galanya baik! Yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berbicara.”
RENUNGAN
Seperti kesan orang banyak dalam Injil hari ini yang takjub dan tercengang serta berkata bahwa Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mende-ngar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata (lih. Mrk 7:37), demikianlah orientasi seluruh karya misi Yesus. Seluruh karya-Nya adalah untuk menjadikan segala sesuatu baik adanya. Pada saat penciptaan, Allah telah membuat dan melihat segala yang diciptakan-Nya, dan semuanya “sungguh amat baik” (lih. Kej 1:31). Kebaikan penciptaan ini dirusak manusia sejak Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa. Demikian juga segala dosa pribadi kita merusak tatanan kebaikan ilahi yang mengakibatkan berbagai penderitaan, termasuk penyakit dan bencana.
Dalam karya penebusan oleh Yesus, kebaikan penciptaan dipulihkan kembali. Ia membuat segala sesuatu baik adanya. Agar kita pun mengalami kebaikan ilahi ini, marilah kita datang kepada Dia dan memohon pertolongan-Nya melalui doa penuh iman. Selanjutnya diharapkan untuk menjadi agen-agen penerus kebaikan ilahi. Seperti Yesus, kita dipanggil untuk turut membuat segala sesuatu baik adanya. Mari kita membantu agar orang buta melihat, orang bisu berbicara, orang tuli mendengar, dan orang-orang sakit mengalami kesembuhan. Mari kita menjadikan dunia ini sebagai rumah kediaman yang aman sentosa. • (P. Markus Ture, OCD)
Baca versi lengkap: Buku Dupa Karmel, Edisi I 2024 (Yogyakarta: Nyala Cinta, 2024)
Aku datang pada Mu Tuhan dgn doa dan penuh Iman