HARI JUMAT AGUNG (M)
Yes. 52:13 – 53:12; Mzm. 31:2,6,12-13,15-16,17,25; Ibr. 4:14-16; 5:7-9; Yoh. 18:1 – 19:42 29
Kisah Sengsara TUHAN
(YohANES 18:1-19:42)
RENUNGAN
Hari ini kita dihantar untuk merenungkan karya penyelamatan Allah melalui
sengsara dan wafat Tuhan. Melalui kisah sengsara dan wafat Tuhan yang dikenangkan
hari ini, hendak mengantar orang beriman merenungkan kisah hidupnya masingmasing.
Sejauh mana kita sudah bertahan sebagai murid Tuhan, sejauh mana kita
sudah menampilkan kesejatian diri sebagai anak-anak Allah. Apakah kita hanya
butuh Tuhan saat sulit, penderitaan, atau sakit? Perayaan ini hendak menegaskan
pula bukti kasih Allah kepada manusia. Contoh kasih seperti inilah yang dihayati
oleh para orangtua Katolik yang sungguh-sungguh beriman. Bagi mereka hidup hanya untuk kebahagiaan anak-anak dan keluarganya. Mereka bekerja keras,
menghabiskan masa muda, tenaga, pikiran, keinginan dan harapan-harapannya
demi orang-orang yang mereka kasihi. Mereka tidak kehilangan harapan di kala sakit,
putus asa, kecewa, menyerah dan kehilangan daya dalam mendidik, menuntun dan
membimbing anak-anaknya.
Berbagai pengalaman hidup dan iman inilah yang mengajarkan mereka bahwa
hidup hanya untuk Tuhan dan demi keselamatan sesama. Pengalaman iman tentang
pengorbanan, kasih, kebaikan Allah dalam seluruh hidup mereka. Sehingga bagi
mereka tidak ada alasan untuk ragu-ragu. Tuhan saja cukup. Sebagaimana juga
dikatakan oleh St. Teresa Avila, “Allah memiliki kasih yang tidak terbatas, Dia telah
menunjukkan-Nya melalui perbuatan-Nya” (KA. 1,7). Semoga kita terus belajar arti
untuk tetap bertahan dalam pengharapan, iman dan kasih. Bertahan dalam setiap
situasi dan bukannya lari dan meninggalkannya. Berjuang hingga akhir, tuntas dan
total. Sehingga di akhir perjuangan itu orang pun bersama Tuhan berseru, “Sudah
Selesai!”. • (P. Agus Joni Oliviera, OCD)
0 Comments