Pw S. Timotius dan Titus, Usk (P)
2Sam. 11:1-2.4a.5-10a.13-17; Mzm. 51: 3-4.5-6a.6bc-7.10-11; Mrk. 4:26-34
BACAAN INJIL: Mrk. 4:26-34
“Kerajaan Surga seumpama orang yang menaburkan benih. Benih itu tumbuh, namun orang itu tidak tahu.”
Pada suatu ketika Yesus berkata, “Beginilah hal Kerajaan Allah: Kerajaan Allah itu seumpama orang yang menaburkan benih di tanah, malam hari ia tidur, siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi! Bagaimana terjadinya, orang itu tidak tahu! Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkai, lalu bulir, kemudian butir-butir yang penuh isi pada bulir itu. Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba.” Yesus berkata lagi, “Dengan apa hendak kita membandingkan Kerajaan Allah itu? Atau dengan perumpamaan manakah kita hendak menggambarkannya? Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil daripada segala jenis benih yang ada di bumi. Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar daripada segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam rimbunannya.” Dalam banyak perumpamaan semacam itu Yesus memberitakan sabda kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka, dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka. Tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri.
RENUNGAN
Semua yang ada dalam dunia ini, ditempatkan oleh Tuhan sendiri. Sebelum itu Allah telah menanamkan dalam diri setiap kita benih-benih atau potensi-potensi untuk dikembangkan. Yang menyadari akan hal ini dan mengembangkannya, akan sukses dalam hidupnya. Bila tidak, ia akan jadi manusia gagal dan melihat hidup ini sebagai satu lembaran litani kegagalan. Allah itu percaya sungguh pada setiap kita. Allah sebagai Penabur keluar menabur benih. Benih yang ditaburkan oleh Penabur itu diyakini memiliki daya tumbuh.
Tuhan Pencipta kita tahu dengan baik, bahwa di dalam diri setiap kita sudah dianugerahkan benih atau potensi itu. Tugas kita hanyalah berdoa, bekerja sama dengan-Nya agar bisa menemukan dan mengembangkan potensi atau benih itu. Tuhan telah menaburkannya, kita hanya menjaga dan membantu agar tumbuh dengan baik hingga akhirnya menghasilkan buah.
Dalam dunia ini banyak kesulitan dan tantangan. Karena itu kita diminta untuk menabur banyak benih. Sehingga, jika yang satu gagal, maka yang lain bisa diharapkan menghasilkan buah. Hendaknya di antara kita juga saling bekerja sama dan sama-sama bekerja untuk kesejahteraan hidup ini. • (P. Yohanes Preta Manuk, OCD)
Baca versi lengkap bacaan dan renungan harian:
Buku Dupa Karmel, Edisi I 2024 (Yogyakarta: Nyala Cinta, 2024)
0 Comments