Hari Biasa Pekan IV Paskah (P)
Kis. 13:26-33; Mzm. 2:6-7,8-9,10-11; 26 Yoh. 14:1-6
BACAAN INJIL: Yoh. 14:1-6
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-muridNya, “Janganlah
gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.
Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku sudah
mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke sana untuk menyediakan tempat
bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di
tempat Aku berada, kamu pun berada. Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan
ke sana.” Kata Tomas kepada-Nya, “Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi;
jadi bagaimana kami tahu jalan ke sana?” Kata Yesus kepada-Nya, “Akulah jalan,
kebenaran, dan hidup. Tidak seorang pun dapat datang kepada Bapa, kalau tidak
melalui Aku.”Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-muridNya, “Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku sudah mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke sana untuk menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat Aku berada, kamu pun berada. Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke sana.” Kata Tomas kepada-Nya, “Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke sana?” Kata Yesus kepada-Nya, “Akulah jalan, kebenaran, dan hidup. Tidak seorang pun dapat datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”
RENUNGAN
Ada satu kisah menarik dari Skotlandia tentang sebuah biara di mana beberapa
pertapa saleh tinggal. Biara itu letaknya persis di perbatasan Inggris dan Skotlandia.
Dalam biara itu belum seorang pun meninggal. Para pertapa itu semakin tua setiap
tahun. Mereka pun bahkan tidak bisa menerima pertapa baru, karena tidak ada
tempat kosong dalam kapelanya. Suatu malam, pertapa tertua bermimpi. Dalam
mimpi itu, dia melihat para malaikat turun naik siang dan malam antara surga dan
dunia, tempat di mana biara itu dibangun. Biara itu hampir merupakan bagian
dari surga. Satu jembatan penghubung antara surga dan dunia. Pertapa tua itu
akhirnya mengerti mengapa tak seorang pun mati di biara itu. Esok pagi di dalam
kapela setelah ibadat pagi, ia mengisahkan mimpinya itu. Para pertapa berkumpul
mendengarkan kisah itu dan pada hari itu juga, mereka sepakat mengosongkan
biara yang telah begitu lama mereka diami. Mereka membangun satu biara baru
sedikit jauh dari biara lama. Setelah itu, satu persatu pertapa yang sudah semakin
sepuh itu, meninggal dunia mulai dari yang tertua. Mereka memulai ziarah akhirnya
ke rumah kekalnya. Saat amanat perpisahan-Nya, kepada para murid, Yesus berkata, seakan memberi jaminan kepada kita bahwa di rumah Bapa-Nya banyak tempat. Ia bahkan meminta kita untuk tidak gelisah. Yang Dia minta hanyalah percaya kepadanya. “Jangan gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percaya juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Bahkan Ia memberi jaminan kalau Dia sendiri pergi menyiapkannya bagi kita. Sabda Tuhan hari ini yang sungguh menyakinkan kita, “Janganlah gelisah hatimu, percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku sudah mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke sana untuk menyediakan tempat bagimu. Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat Aku berada kamu pun berada”. Itulah rumah kediaman kita selamanya. Kata orang bijak, hidup di dunia ini hanya singgah minum. Setelah itu pengembaraan dilanjutkan. Tanah air kita yang sesungguhnya adalah Surga abadi. Itulah tujuan akhir pengembaraan kita. Kita akan hidup bersama Allah selamanya. • (P. Yohanes Preta Manuk, OCD)
Baca versi lengkap: Buku Dupa Karmel, Edisi I 2024 (Yogyakarta: Nyala Cinta, 2024)
0 Comments