AROMA SABDA – Jumat, 22 Maret 2024

HARI BIASA PEKAN V PRAPASKAH (U)
Yer. 20:10-13; Mzm. 18:2-3a,3b-4,5-6,7; Yoh. 10:31-42 22

BACAAN INJIL: Yoh. 10:31-42
“Orang-orang Yahudi mencoba menangkap Yesus, tetapi Ia luput dari mereka”

Sekali peristiwa orang-orang Yahudi mau melempari Yesus dengan batu. Tetapi
kata Yesus kepada mereka, “Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku Kuperlihatkan kepadamu; manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku dengan batu?” Jawab orang-orang Yahudi itu, “Bukan karena suatu
perbuatan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau
menghujat Allah, dan karena Engkau menyamakan diri-Mu dengan Allah, meskipun
Engkau hanya seorang manusia.” Kata Yesus kepada mereka, “Tidakkah ada
tertulis dalam kitab Tauratmu, ‘Aku telah berfirman: Kamu adalah Allah?’ Padahal
Kitab Suci tidak dapat dibatalkan! Maka, jikalau mereka, kepada siapa firman itu
disampaikan, disebut allah, masihkah kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan
oleh Bapa dan yang telah diutus-Nya ke dalam dunia ‘Engkau menghujat Allah!’
karena Aku telah berkata: Aku anak Allah? Jikalau Aku tidak melakukan pekerjaan-
pekerjaan Bapa-Ku, janganlah kamu percaya kepada-Ku. Tetapi jikalau Aku
melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa ada dalam Aku dan Aku di dalam Bapa.” Sekali lagi mereka mencoba menangkap Yesus, tetapi Ia luput dari tangan mereka. Kemudian Yesus pergi lagi ke seberang Yordan, ke tempat Yohanes dulu membaptis orang, lalu Ia tinggal di situ. Banyak orang datang kepada-Nya dan berkata, “Yohanes memang tidak membuat satu tanda pun, tetapi semua yang pernah dikatakan Yohanes tentang orang ini benar.” Dan banyak orang di situ percaya kepada-Nya.

RENUNGAN
Kita akan merenungkan dua bagian dari Alkitab yang tampaknya bertentangan,
yaitu Injil Yohanes 10:31-42 dan Kitab Yeremia 20:10-13. Namun, melalui renungan
ini, akan kita lihat bahwa pada akhirnya, keduanya secara harmonis mengajarkan
kita sebuah pelajaran yang penting tentang penerimaan kebenaran ilahi. Injil
Yohanes 10:31-42, dengan jelas menggambarkan ketegangan yang ada di antara
orang-orang Yudea. Mereka berselisih pendapat mengenai Yesus Kristus dan
ajaran-Nya. Beberapa dari mereka akan menerima-Nya sebagai Mesias yang
dijanjikan, sedangkan yang lain tetap bersikukuh dalam kekakuan hati mereka dan
menolak kebenaran-Nya. Sementara Yeremia 20:10-13, menggambarkan Yeremia
yang menentang dogma palsu dari umatnya. Seperti yang ditunjukkan dalam Injil
Yohanes, pemimpin yang menentang Yesus adalah dogma palsu pada waktu itu.
Pada saat kepenuhan waktu, orang-orang Yudea menolak Yesus sebagai Mesias,
sama seperti orang-orang pada zaman Yeremia menolak pesan kebenaran yang
dibawanya. Baik Injil Yohanes maupun Kitab Yeremia mengajarkan kita bahwa hanya melalui penerimaan kebenaran ilahi kita dapat membebaskan diri dari dogma palsu
dan menjalani hidup yang bermakna. Yesus mengatakan, “Aku memberikan mereka hidup yang kekal; mereka pasti tidak akan binasa selama-lamanya, dan tidak ada yang akan merebut mereka dari tangan-Ku” (Yoh. 10:28). Demikian juga, Kitab Yeremia menunjukkan bahwa dalam penerimaan kebenaran ilahi, kita akan menemukan penghiburan dan kekuatan yang memungkinkan kita untuk mengatasi segala tantangan yang kita hadapi. Meksi kita melihat pertentangan dan penolakan terhadap kebenaran ilahi kerapkali terjadi, namun kita juga diajarkan akan betapa pentingnya penerimaan kebenaran ilahi dalam hidup kita. Baik itu pada zaman Yesus maupun pada masa Yeremia, penerimaan kebenaran ilahi membawa kehidupan abadi dan harapan yang tidak pernah padam. • (P. Fransiskus Pala, OCD)

Baca versi lengkap: Buku Dupa Karmel, Edisi I 2024 (Yogyakarta: Nyala Cinta, 2024).

2 Comments

  1. Diana R. Barus

    Amin

    Reply
  2. safira

    teruma kasih

    Reply

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *