Pesta Yesus Dipersembahkan di Bait Allah (P)
Mal 3:1-4 atau Ibr 2:14-18; Mzm 24:7.8.9.10; Luk 2:22-40 (panjang) atau Luk 2:22-32 (Singkat)
BACAAN INJIL: Luk. 2:22-40 atau Singkat: 2:22-32
“Mataku telah melihat keselamatan yang daripada-Mu.”
Ketika genap waktu pentahiran menurut hukum Taurat Musa, Maria dan Yusuf membawa Anak Yesus ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan, “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah.” Juga mereka datang untuk mempersembahkan kurban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. Waktu itu adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh hidupnya, yang menantikan penghiburan bagi Israel; Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Atas dorongan Roh Kudus, Simeon datang ke Bait Allah. Ketika Anak Yesus dibawa masuk oleh orang tua-Nya, untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, Simeon menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya, “Sekarang Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang daripada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.” Yusuf dan Maria amat heran akan segala sesuatu yang dikatakan tentang Anak Yesus. Lalu Simeon memberkati mereka, dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu, “Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel, dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan – dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri -, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang. Ada juga di situ seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer, namanya Hana. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah menikah, ia hidup tujuh tahun bersama suaminya, dan sekarang ia sudah janda, berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah, dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Pada saat Anak Yesus dipersembahkan di Bait Allah, Hana pun datang ke Bait Allah, dan bersyukur kepada Allah serta berbicara tentang Anak Yesus kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. Setelah menyelesaikan semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah Maria dan Yusuf serta Anak Yesus ke kota kediamannya, yaitu Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.
RENUNGAN
Yesus dipersembahkan di Bait Allah (Luk 2:22-32) adalah tradisi yang patut kita teladani dalam kehidupan sehari-hari untuk mempersembahkan anak sulung atau buah karya pertama seluruh usaha kita kepada Tuhan. Ini menyadarkan mereka bahwa diri mereka adalah milik Allah, juga segala usaha dan karya mereka adalah berkat dan kasih karunia Allah. Dari masih sangat kecil, anak sudah dipersembahkan kepada Tuhan.
Anak pun akan bertumbuh dalam kesadaran bahwa dirinya adalah milik Allah, dilindungi dan dijaga oleh Allah sendiri. Pada gilirannya, anak pun akan hidup dalam pengabdian ikhlas kepada Allah. Ini juga mudah-mudahan menginspirasi kita untuk selalu mempersembahkan diri kita kepada Allah sebagaimana Allah senantiasa memberikan dirinya untuk kita. • (P. Markus Ture, OCD)
Baca versi lengkap: Buku Dupa Karmel, Edisi I 2024 (Yogyakarta: Nyala Cinta, 2024)
Amin….
Terima kasih utk renungan paginya P. Markus Ture OCD
Amin…..
Terima kasih utk renungan paginya P. Markus Ture OCD