AROMA SABDA – Jumat, 01 Maret 2024

HARI BIASA PEKAN II PRAPASKAH (U)
Kej. 37:3-4,12-13a,17b-28; Mzm. 105:16-17,18-19,20-21; Mat. 21:33-43,45-46

BACAAN INJIL:  Mat. 21:33-43.45-46
“Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia.”

Sekali peristiwa Yesus berkata kepada imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi, “Dengarkanlah perumpamaan ini, seorang tuan tanah membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lubang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap, lalu berangkat ke negeri lain. Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya. Tetapi para penggarap menangkap hamba-hamba itu: yang seorang mereka pukul, yang lain mereka bunuh, dan yang lain lagi mereka lempari dengan batu. Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain, lebih banyak daripada yang semula. Tetapi mereka pun diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka. Akhirnya tuan itu menyuruh anaknya kepada mereka, pikirnya, ‘Anakku pasti mereka segani.’ Tetapi ketika para penggarap melihat anak itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris! Mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita. Maka mereka menangkap dia, dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu, lalu membunuhnya. Maka apabila tuan kebun anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu?” Kata imam-imam kepala dan tua-tua itu kepada Yesus, “Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu, dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada penggarap-penggarap lain yang akan menyerahkan hasil kepadanya pada waktunya.” Kata Yesus kepada mereka, “Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru? Hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. Sebab itu Aku berkata kepadamu, Ke-rajaan Allah akan diambil dari padamu, dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu.” Mendengar perumpamaan Yesus itu, imam-imam kepala dan orang-orang Farisi mengerti bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya. Maka mereka berusaha menangkap Dia, tetapi mereka takut kepada orang banyak, karena orang banyak itu menganggap Yesus nabi.

RENUNGAN

Apakah di dunia ini yang menjadi milik kita? Dalam konteks bacaan injil, memang Yesus mengarahkan perumpamaan tentang penggarap-penggarap kebun anggur kepada imam-imam kepala dan orang-orang Farisi (bangsa Yahudi) sebagai orang yang tidak memanfaatkan rencana penyelamatan Allah yang lebih dahulu datang kepada mereka. Namun dalam konteks saat ini, apa yang dikatakan Yesus bisa ditujukan juga kepada kita, jika kita tidak menyadari bahwa kita ini hanya seorang penggarap yang tidak memiliki hak atas apa yang kita garap. Semua yang kita dapatkan dari hasil kerja keras kita, entah itu harta, takhta, prestasi atau apapun, bukankah semuanya bukanlah milik kita? Bahkan hidup yang kita usahakan dengan penuh susah payah ini toh bukan milik kita.

Kesadaran bahwa kita hanya seorang penggarap di kebun anggur harus mengantar kita pada dua kenyataan berikut. Pertama, kita ini hanya seorang pekerja atau penggarap yang melakukan kehendak dan perintah sang pemilik kebun anggur. Kita bekerja berdasarkan perintah dan kehendak sang pemilik kebun anggur, bukan kehendak kita. Bukan berarti kita tidak memiliki kehendak. Namun kehendak itu kita sesuaikan dengan kehendak sang pemilik kebun anggur. Kedua, sebagai pekerja atau penggarap, kita hanya menerima gaji dari sang pemilik kebun anggur itu atau pun menerima hasil dari kebun anggur namun itu berdasarkan kehendak sang pemilik kebun anggur. Kita ini hanya penggarap, bukan pemilik. Sama halnya dengan kehidupan ini, kita hanya mengolah dan memeliharanya, bukan memilikinya. Marilah kita menyerukan kembali apa yang dikatakan dalam Lukas 17:10, “Kami hanyalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan.” • (P. Daniel Lobo Oba, OCD)

Baca versi lengkap: Buku Dupa Karmel, Edisi I 2024 (Yogyakarta: Nyala Cinta, 2024)

1 Comment

  1. Diana R. Barus

    Kami hanyalah hamba2 yg tdk berguna, kami hanya melalukan apa yg hrs kami lakukan. Amin

    Reply

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *