AROMA SABDA – Senin, 29 Januari 2024

Pekan Biasa IV (H)
2Sam. 15:13-14,30; 16:5-13a; Mzm. 3:2-3.4-5.6-7; Mrk. 5:1-20

BACAAN INJIL: Mrk. 5:1-20
“Hai roh jahat, keluarlah dari orang ini!”

Sekali peristiwa, sampailah Yesus dan murid-murid-Nya di seberang danau Galilea, di daerah orang Gerasa. Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah kepada-Nya yang kerasukan roh jahat dari pekuburan. Orang itu diam di sana dan tidak ada lagi yang sanggup mengikatnya, dengan rantai sekalipun! Sudah sering ia dibelenggu dan dirantai, tetapi rantai itu diputuskannya dan belenggu itu dimusnahkannya, sehingga tidak ada seorang pun yang cukup kuat untuk menjinakkannya. Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli diri dengan batu. Ketika melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkan-Nya. Ia lalu menyembah-Nya, dan dengan keras ia berteriak, “Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!” Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya, “Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!” Kemudian Yesus bertanya kepada orang itu, “Siapa namamu?” Jawabnya, “Namaku Legion, karena kami banyak.” Ia memohon dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari daerah itu. Adalah di sana, di lereng bukit, sekawanan babi sedang mencari makan. Lalu roh-roh itu meminta kepada Yesus, katanya, “Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, dan biarkanlah kami memasukinya!” Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah roh-roh jahat itu, dan memasuki babi-babi itu. Maka kawanan babi yang kira-kira dua ribu jumlahnya itu terjun dari tepi jurang ke dalam danau dan mati lemas di dalamnya. Maka larilah penjaga-penjaga babi itu! Mereka menceriterakan hal itu di kota dan di kampung-kampung sekitarnya. Lalu keluarlah orang untuk melihat apa yang telah terjadi. Mereka datang kepada Yesus dan melihat orang yang kerasukan itu duduk; orang yang tadinya kerasukan legion itu, kini berpakaian dan sudah waras. Maka takutlah mereka. Orang-orang yang telah melihat sendiri hal itu menceriterakan apa yang telah terjadi atas orang yang kerasukan setan itu, dan tentang babi-babi itu. Lalu mereka mendesak Yesus supaya Ia meninggalkan daerah mereka. Pada waktu Yesus naik lagi ke dalam perahu, orang yang tadinya kerasukan setan itu meminta, supaya ia diperkenankan menyertai Yesus. Tetapi Yesus tidak memperkenankannya. Yesus berkata kepada orang itu, “Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala yang telah diperbuat Tuhan atasmu, dan ceriterakan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!” Orang itu pun pergi, dan mulai memberitakan di daerah Dekapolis segala yang telah diperbuat Yesus atas dirinya, dan mereka semua menjadi heran.

RENUNGAN

Setelah berlayar bersama Yesus, mereka tiba di seberang danau, di daerah bernama Gerasa. Dalam injil Markus dikisahkan bahwa sampai sembilan kali Ia mengajak para murid untuk pergi ke seberang danau. Yesus tahu dengan baik keadaan yang sesungguhnya di seberang itu. Seorang anak manusia dirantai oleh penduduknya karena ia kerasukan roh Jahat. Dikisahkan bahwa tak ada seorangpun yang cukup kuat untuk bisa menghentikan dia. Setiap kali dirantai, ia memutuskan rantai itu. Lalu, ia berkeliaran di daerah pekuburan. Ia berpindah dari wilayah orang hidup ke daerah orang mati.

Dalam bahasa setempat, “gerasa” berarti “lubang terdalam”. Di seberang itu mereka bertemu dengan seseorang yang kerasukan Legion. Ia bahkan telah dirantai oleh orangnya sendiri dan membiarkannya tinggal di daerah pekuburan. Ia memutuskan rantai dan berteriak serta melukai dirinya dengan batu di antara kawanan babi yang sedang mencari makan di situ. Yesus mengusir keluar roh jahat dari orang itu. Selanjutnya orang yang kerasukan tadi setelah disembuhkan memohon pada Yesus untuk tinggal bersama-Nya. Tetapi Yesus memintanya untuk pulang ke rumahnya dan mengisahkan perbuatan besar Tuhan atas dirinya itu.

Ada satu pelajaran tersulit yang diajarkan Yesus melalui peristiwa di seberang danau itu. Pelajaran itu adalah inklusivisme kekuasaan Allah. Artinya, tak seorang pun berada di luar lingkaran keluarga Allah. Allah itu Bapa bagi semua orang. Semua kita hendaknya menjadi saudara dan saudari, sehingga batas-batas yang memisahkan kita mesti dan hendaknya diruntuhkan. Inilah kisah yang masih perlu dikisahkan hingga sekarang ini dalam rumah tangga kita agar kita dapat pula mengusir setan-setan zaman ini, yaitu: setan rasisme, seks bebas, dan segala bentuk eksklusivisme. Semuanya ini masih menjadi “legion” zaman ini. • (P. Yohanes Preta Manuk, OCD)

Baca versi lengkap: Buku Dupa Karmel, Edisi I 2024 (Yogyakarta: Nyala Cinta, 2024)

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *