HARI BIASA PEKAN VI PASKAH (P) Kis. 17:15.22-18:1; Mzm. 148:1-2,11-12ab,12c-14a,14bcd; 08 Yoh. 16:12-15
Roh Kebenaran akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran.
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran; Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya, itulah yang akan dikatakan-Nya, dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang Dia terima dari pada-Ku. Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah kepunyaan-Ku, sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang Dia terima dari pada-Ku.”
RENUNGAN
Injil Yohanes menyajikan bagian singkat dari amanat perpisahan yang diucapkan Yesus pada perjamuan terakhir dengan para rasul-Nya sesaat sebelum sengsara-Nya. Dalam kotbah-Nya, Yesus mengilustrasikan kepada murid-muridnya kebenaran terdalam mengenai identitas dan misinya. Itu juga menguraikan hubungan antara Dia, Bapa, dan Roh Kudus. Yesus sadar sepenuhnya bahwa dia sudah sangat dekat dengan realisasi rencana Bapa, yang akan digenapi dengan kematian dan kebangkitan-Nya. Oleh karena itu, Ia bermaksud meyakinkan umat-Nya bahwa Ia tidak akan meninggalkan mereka, sebab misi-Nya akan dilanjutkan oleh Roh Kudus. Yesus mengungkapkan isi misi ini. Pertama-tama, Roh membantu kita memahami banyak hal yang Yesus katakan atau yang masih ingin dikatakan. Ini bukanlah doktrin-doktrin baru, namun sebuah garis pemahaman tentang segala sesuatu yang Anak dengar dari Bapa dan yang Dia beritahukan kepada para murid. Roh membimbing dalam situasi eksistensial baru dengan pandangan tertuju pada Yesus dan, pada saat yang sama, terbuka terhadap peristiwa-peristiwa sejarah dan masa depan. Dia membantu umat Kristiani untuk berjalan di zaman mereka sendiri dengan berakar kuat pada Injil dengan kesetiaan yang dinamis. Misteri Tritunggal berbicara tentang kita, tentang dialog kita dengan Bapa, Putra dan Roh Kudus. Faktanya, melalui Pembaptisan, Roh Kudus memasukkan kita ke dalam hati dan kehidupan Allah itu sendiri, yang merupakan persekutuan cinta. Tritunggal tidak tertutup dalam dirinya sendiri, namun terbuka, ia mengkomunikasikan dirinya dalam sejarah dan telah memasuki dunia untuk memanggil semua orang agar
menjadi bagian dari realitasnya. Cakrawala persekutuan Tritunggal menyelimuti kita semua dan mendorong kita untuk hidup dalam kasih. Keberadaan kita dalam gambar dan rupa Allah memanggil kita untuk memahami diri kita sendiri sebagai makhluk yang mempunyai hubungan dan menghayati hubungan interpersonal dalam solidaritas dan persaudaraan. Hubungan-hubungan ini pertama-tama terwujud dalam realitas gerejawi kita, sehingga menjadikan citra Gereja sebagai ikon Trinitas semakin nyata. Namun halhal tersebut juga terwujud dalam keluarga, di lingkungan kerja, dalam persahabatan,
dalam ruang kehidupan sosial dan di tempat lain: hal-hal tersebut merupakan
peluang nyata yang ditawarkan kepada kita untuk menciptakan dan membangun
hubungan yang semakin kaya secara manusiawi dan spiritual, mampu mewujudkan
rasa hormat dan cinta tanpa pamrih. Kita semua diundang untuk terlibat dalam lingkungan dan peristiwa sehari-hari untuk menjadi ragi persekutuan dan belas kasihan. Dalam misi yang sangat mulia dan menuntut ini kita didukung oleh kekuatan yang diberikan Roh Kudus kepada kita. • (P. Rikar Lodo, OCD)
Baca versi lengkap: Buku Dupa Karmel, Edisi II 2024 (Yogyakarta: Nyala Cinta, 2024)
0 Comments