HARI MINGGU PEKAN IV PASKAH (P)
Kis. 4:8-12; Mzm. 118:1,8-9,21-23,26,28cd,29; 21 1Yoh. 3:1-2; Yoh. 10:11-18
Bacaan Injil: Yoh. 10:11-18
“Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya.”
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada orang-orang Farisi, “Akulah gembala yang
baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu. Ia lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu. Akulah gembala yang baik. Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku. Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga; mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala! Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. Tidak seorang pun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku.”
RENUNGAN
Setiap orang dipilih dan dipanggil untuk menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri
dan juga bagi orang lain. Menjadi pemimpin bagi diri sendiri berarti orang hendak
membangun kehidupannya yang berkualitas dengan berpedoman pada nilai-nilai
kemanusiaan dan kristiani. Menjadi pemimpin bagi orang lain berarti pribadi
yang bersangkutan harus memberi contoh dan teladan dalam mengemban tugas
yang dipercayakan kepadanya. Yesus adalah contoh pemimpin dan gembala yang
utuh. Keutuhan dalam pengembanan tugas kegembalaan yang dipercayakan oleh
Bapa kepada-Nya. Ia telah menyerahkan dan mengorbankan diri-Nya untuk dan
demi keselamatan kita semua. “Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik
menyerahkan nyawa-Nya bagi domba-dombanya.” Inilah sikap dan tindakan Yesus
yang sangat luar biasa. Yesus membandingkan dengan seorang upahan. Seorang
upahan tidak akan berkorban untuk domba-dombanya. Ketika serigala datang, ia
akan menyelamatkan dirinya dan membiarkan dombanya binasa. Melalui bacaan
suci hari ini, Tuhan mengundang dan mengajak kita: pertama, untuk menjadi
gembala yang baik dalam keluarga, komunitas dan masyarakat kita. Kedua, gembala
yang baik harus mengenal domba-dombanya sehingga memberi perhatian dan cinta
yang total. Ketiga, gembala yang baik harus memiliki sikap keterbukaan dan tidak
memilah-milah dalam tugas perutusan. Dengan kata lain, ia harus memperhatikan
semua orang tanpa pengecualian. Semoga semangat Yesus, Sang Gembala Baik
memberi inspirasi dan motivasi bagi kita untuk memiliki karakter kegembalaan
seperti yang ada pada-Nya. • (P. Irminus Sabinus Liko, OCD)
Baca versi lengkap: Buku Dupa Karmel, Edisi I 2024 (Yogyakarta: Nyala Cinta, 2024)
0 Comments