“Dan jika Engkau menunggu karya-karya baik milikku untuk mengabulkan hal-hal yang kumohon kepadaMu, anugerahkanlah dan kerjakanlah karya-karya itu bagiku, dan juga penderitaan- penderitaan yang ingin Kau terima, biarkanlah itu terjadi” (Ucapan-Ucapan tentang Cahaya dan Cinta 26).
Jiwa yang disentuh oleh cinta Allah menjadi cemas untuk menjadi milik Allah secara utuh. Keinginan tumbuh. Jiwa takjub di dalam doa kepada Tuhan dan berpikir mengapa keinginan orang ini tidak terwujud. Jika bukan karena dosa masa lalu, mungkin ada sesuatu yang harus dilakukan oleh jiwa, yaitu beberapa karya baik yang akan membawa kepenuhan ikatan antara jiwa dan Allah. Orang tahu bahwa takada hal yang tertinggal untuk dilakukan. “Anugerahkanlah karya-karya itu kepadaku dan kerjakanlah karya-karya itu bagiku” (Ucapan-Ucapan tentang Cahaya dan Cinta 26). Dengan kata lain, saya telah melakukan hal yang bisa saya lakukan. Jika ada hal lain yang masih dibutuhkan, maka itu terserah Engkau Ya Allahku!
Santo Yohanes dari Salib menunjuk kecemasan yang dirasakan oleh beberapa orang dalam mengejar relasi dengan Tuhan dan frustrasi yang dialami yang menunggu terjadinya pertumbuhan. Apakah saya sungguh harus memberi kesan kepada Allah dengan hal yang saya lakukan, baik secara eksternal maupun internal?
Di wilayah karya-karya eksternal, Santo Yohanes dari Salib mencatat:
“Biarkanlah mereka, yang kemudian secara sendiri aktif, yang berpikir bahwa mereka bisa memenangkan dunia dengan pewartaan dan karya eksterior mereka, mengamati di sini bahwa mereka yang akan membawa manfaat bagi Gereja dan yang lebih menyenangkan Allah, bukan untuk menyebut contoh baik yang akan mereka lakukan, adalah mereka yang menghabiskan paling kurang setengah dari waktu mereka dengan Allah di dalam doa…mereka kemudian akan dengan pasti menyelesaikan sesuatu yang lebih dan dengan usaha yang kurang, melalui satu pekerjaan daripada mereka, jika tidak akan oleh seribu pekerjaan…tanpa doa mereka akan melakukan suatu hal besar dengan memukul tetapi menyelesaikan sedikit, dan kadang-kadang tidak ada dan bahkan pada saat-saat tertentu menyebabkan kerugian…betapapun mungkin banyak di antara mereka yang tampil untuk mencapai secara eksternal, pada dasarnya mereka tidak akan menyelesaikan apapun; hal ini melampaui keraguan bahwa karya- karya baik bisa ditampilkan hanya oleh kekuatan Allah” (Madah Rohani 29.3).
Dan lebih lagi, ia membuat pengamatan yang kuat terhadap mereka yang berpikir bahwa mereka harus menggandakan devosi rohani: “Ketidaktahuan yang dimiliki oleh beberapa orang sangat menyedihkan; mereka membebani diri mereka dengan penyilihan yang luar biasa dan banyak hal lain, dengan berpikir bahwa hal itu tidak cukup untuk memperoleh persatuan dengan kebijaksanaan ilahi” (I Pendakian Gunung Karmel 8.4).
Dan lagi: “Mereka yang kemudian dengan jelas terhalang dari pencapaian persatuan dengan Allah ini adalah mereka yang dilekatkan kepada pengetahuan, perasaan, imajinasi, pendapat, keinginan atau cara mereka atau karya atau hal-hal lain yang mereka miliki” (II Pendakian Gunung Karmel 4.4).
Saya tidak hanya tidak harus memberi kesan kepada Allah dengan hal yang bisa saya lakukan, tidak juga dalam karya eksternal atau dengan menambahkan semakin banyak karya rohani. Saya tidak bisa memberi kesan kepadaNya. Dialah yang sedang mencari saya.
Dikutip dari buku: P. Aloysius Deeney, OCD, Renungan-Renungan Santa Teresa Dari Yesus dan Santo Yohanes Dari Salib, (Yogyakarta: Nyala Cinta, 2022), hlm. 148-149
0 Comments