PW. St. Stanislaus , Uskup Martir (M)
Kis 5:27-33; Mzm 34:2,9,17-18,19-20; 11 Yoh 3:31-36
BACAAN INJIL: Yoh. 3:31-36
“Bapa mengasihi Anak dan telah meyerahkan segala sesuatu kepada-Nya.”
Yohanes Pembaptis memberikan kesaksian tentang Yesus di hadapan murid-muridnya,” siapa yang dari atas ada di atas semuanya; siapa yang berasal dari
bumi, dan berkata-kata dalam bahasa bumi. Siapa yang dari surga ada di atas
semuanya. Ia memberikan kesaksian tentang apa yang dilihat-Nya dan yang
didengar-Nya, tetapi tak seorang pun menerima kesaksian-Nya itu. Siapa yang
menerima kesaksian-Nya, ia mengakui bahwa Allah adalah benar. Sebab siapa
yang diutus Allah Dialah yang menyampaikan firman Allah, karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas. Bapa mengasihi Anak dan menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya. Barangsiapa percaya kepada Anak, ia memperoleh hidup yang kekal; tetapi barang siapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya.”
RENUNGAN
Injil hari ini mengajak kita untuk berhenti bersikap “duniawi”, berhenti menjadi
manusia yang hanya membicarakan hal-hal duniawi, namun menjadikan kesempatan
berbicara dan bertindak seperti “yang datang dari atas” (Yoh. 3:31), yaitu Yesus.
Dalam teks ini kita temukan bahwa dalam radikalisme injili, kita perlu setiap saat
dan sesuai keadaan kita berusaha untuk memiliki pemikiran tentang Tuhan, kita
rindu untuk memiliki perasaan yang sama seperti Kristus dan kita bercita-cita untuk
memandang manusia dan keadaan dengan pandangan yang sama terhadap Firman
yang dijadikan manusia. Jika kita bersikap seperti “yang datang dari atas” kita akan
menemukan banyak hal positif yang terus terjadi di sekitar kita, karena kasih kepada
Tuhan adalah tindakan yang terus-menerus demi kebaikan manusia. Jika kita datang
dari atas kita akan mengasihi semua orang tanpa kecuali, hidup kita menjadi sebuah
undangan bagi siapa saja untuk mengenal Tuhan. Pada akhirnya, Firman Tuhan harus
memimpin semua manusia mencapai pertobatan hati. Siapapun yang menerima
Sabda-Nya, memberikan ruang bagi Cinta yang melampaui dirinya dan menemukan
apa yang tidak dapat dicapai oleh siapa pun, memiliki kehidupan kekal. Karena itu,
demi kebaikan jiwa dan pengudusan kita sendiri, jadilah seperti Yesus. • (P. Sakarias Abduli, OCD)
Baca versi lengkap: Buku Dupa Karmel, Edisi I 2024 (Yogyakarta: Nyala Cinta, 2024)
Amin