AROMA SABDA – Senin, 08 Maret 2024

HARI RAYA KABAR SUKACITA (P)
Yes 7:10-14; 8:10; Mzm 40:7-8a,8b-9,10,11; Ibr 10:4-10; 08 Luk 1:26-38

BACAAN INJIL: Luk. 1:26-38
“Engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki.”

Dalam bulan yang keenam Allah mengutus Malaikat Gabriel ke sebuah kota di
Galilea, bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan
seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika masuk ke rumah Maria, malaikat itu berkata, “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di
dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya, “Jangan takut,
hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya
engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya. Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya, dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.” Kata Maria kepada malaikat itu, “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku tidak bersuami?” Jawab malaikat itu kepadanya, “Roh Kudus akan turun atasmu, dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya, dan inilah bulan yang keenam bagi dia yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.” Maka kata Maria, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; terjadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia.

RENUNGAN
Injil hari ini berpusat pada sosok Maria dan menyajikan peristiwa-peristiwa yang
muncul sebelum kelahiran Sang Juruselamat. Berdasarkan teks Lukas, peristiwa
ini dikenal dengan sebutan Kabar Sukacita sekaligus menjadi narasi yang bersifat
panggilan. Tuhanlah yang mengambil inisiatif, memanggil, memberikan misi dan
memberikan sarana untuk memenuhi amanah yang diterima meskipun ada keberatan
atau keterbatasan dari yang dipanggil. Maria menyampaikan keberatannya, sangat
masuk akal dan dapat dimengerti, dan malaikatlah yang menjelaskan misteri
tersebut melalui tindakan Roh Kudus.
Hal yang harus mendapat perhatian dalam perayaan ini adalah keperawanan
Maria. Nilai keperawanan Maria adalah bahwa ia mengosongkan dirinya dari segala
sesuatu yang bukan Allah agar dapat dipenuhi dengan-Nya. Inilah yang pada akhirnya
kita rayakan pada hari ini: suatu ‘rahim’ kosong dari segala sesuatu yang tidak ada
hubungannya dengan Tuhan atau kehendak-Nya, tetapi membiarkan dirinya diisi
oleh-Nya. Beginilah misteri Inkarnasi terjadi: Tuhan menjadi manusia dan menjadi
manusia dalam rahim perawan seorang gadis sederhana Timur Tengah abad ke-1 di
pinggiran Israel yang terlupakan. Betapa menyenangkannya bisa merayakan Perawan
Maria sebagai teladan seorang murid dan seorang Kristiani. Betapa bahagianya bisa
merayakan Perawan Maria sebagai Bunda Umat Beriman. Betapa menyenangkan
bisa merayakan Bunda Yesus yang memberikan dirinya kepada kita, dan kita dapat
menjadikannya milik kita. Adalah tugas kita untuk menemukan hal-hal apa yang
kita butuhkan, dan menyingkirkan hal-hal yang bukan milik kita, yang tidak sesuai
dengan kehendak Tuhan seperti yang dilakukan Perawan Maria.
Marilah kita juga menjadi “perawan” agar dapat sepenuhnya menerima Kabar
Baik dari Tuhan yang memberi kita keselamatan dan mengutamakan kemurahan
hati-Nya. Kita tetap teguh memeriksa hal-hal apa saja yang tidak dapat kita jalani
jika kita benar-benar ingin menjadi anak-anak Tuhan. Kemudian jadilah seperti
perawan dan percaya. Setelah semua ini, bersujudlah di hadapan kehendak kasih
Tuhan dan katakan, “Ya, aku percaya kepada-Mu, lakukanlah apa pun yang Engkau
kehendaki bersamaku,” yang merupakan terjemahan paling indah dari “Terjadilah
padaku menurut kehendak-Mu”. Marilah kita memberi Tuhan kemungkinan untuk
terus melakukan keajaiban atau mukjizat, juga melalui YA kita, seperti halnya YA
Bunda Perawan, dan kasih-Nya akan menyebar ke lebih banyak saudara, khususnya
para korban dari begitu banyak ketidakadilan yang disebabkan oleh budaya pasar
global dan penindasan politis serta eksploitasi manusia di berbagai bidang. • (SA)

Baca versi lengkap: Buku Dupa Karmel, Edisi I 2024 (Yogyakarta: Nyala Cinta, 2024)

1 Comment

  1. Diana R. Barus

    Aku ini hqmba Tuhan, terjadilah menurut kehendak Mu, Amin

    Reply

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *