“Ia tidak ingin melakukan apapun selain kehendak Tuhan” (Riwayat Hidup 20.22).
Buku Riwayat Hidup (bab 20) adalah sebuah bab di mana Santa Teresa berharap untuk menjelaskan berbagai jenis pengalaman yang dikenal- kannya dengan kata pesona ilahi, terbangnya roh, pengangkatan, pemindahan, ekstase. Ia telah menggunakan kata pengangkatan dan penerbangan roh di bab 18; di awal gambarannya tentangdoa persatuan. Dalam bab 20, ia sedang menggunakan ungkapan-ungkapan yang sama, tetapi waktu ini ungkapan-ungkapan itu digunakan untuk membahas tentang pesona ilahi.
Santa Teresa menulis bahwa hal yang ingin dilakukannya adalah men- jelaskan perbedaan antara doa persatuan dan pesona ilahi. Tetapi saya ingin menegaskan bahwa pesona ilahi bukan cara kelima menyiram taman. Hanya ada 4 cara di dalam buku ini. Saat ia berbicara tentang pengangkatan dan fenomena lain sebelum bab 18, ia sedang berbicara tentang pengalaman yang terjadi di dalam jiwa.
Ia menggunakan kata pesona ilahi untuk berbicara tentang sebuah level pengalaman yang berbeda atas persatuan yang sama. Saat pengalaman kehadiran Allah dan cinta begitu kuat sehingga tidak hanya memiliki akibat interior tetapi juga eksterior, itulah pesona ilahi. Pesona ilahi adalah satu derajat partisipasi yang lebih kuat. Cara menyiram keempat adalah doa persatuan yakni hujan dari awan. Mereka yang dipanggil ke dalam pengalaman pesona ilahi dipanggil untuk mengalami hujan di dalam awan. Pengalaman yang kuat tentang Allah menghasilkan reaksi yang kuat dalam jiwa dan badan. “Tetapi karena fenomena lain ini adalah sebuah tingkatan yang lebih tinggi, fenomena ini menghasilkan efeknya secara interior dan eksterior” (Riwayat Hidup 20.1).
Bagi jiwa, ada pengalaman yang membingungkan. Pengalaman itu menyenangkan tetapi sekaligus menakutkan (bdk. Riwayat Hidup 20.4). Santa Teresa memberikan contoh pengangkatan yang dialaminya sendiri (bdk. Riwayat Hidup 20.5-16) dan walaupun ia mengatakan bahwa pengalaman itu tidak sama dengan pesona ilahi, pengalaman itu tetap meninggalkan akibat-akibat di dalam jiwa.
Pengalaman jasmani adalah yang paling membingungkan dan Santa Teresa mengingatkan bahaya untuk tertipu (bdk Riwayat Hidup 20.4). Badan mengalami situasi tanpa berat. Badan memiliki suatu pengalaman tentang indra-indra yang tak berfungsi. Dan seseorang tidak bisa mengendalikan cara tubuhnya bereaksi (bdk. Riwayat Hidup 20.3). Pengalaman ini bisa berlangsung lama.
Dalam kehidupan, kita dibebani oleh tubuh kita. Kita sakit. Kita lelah. Kita lemah. Tubuh kita ikut campur dengan kehidupan jiwa. “Roh adalah kehendak, tetapi daging lemah” demikianlah sabda Tuhan (Mat 26:41).
Tetapi di dalam doa ini, roh diangkat ke atas kelemahan daging. “Jiwa begitu sibuk bersukacita dalam hal yang ditunjukkan oleh Allah sehingga tampak bahwa ia lupa menjiwai badan dan meninggalkan badan merana” (Kesaksian-Kesaksian 59.7).
Dikutip dari buku: P. Aloysius Deeney, OCD, Renungan-Renungan Santa Teresa Dari Yesus dan Santo Yohanes Dari Salib, (Yogyakarta: Nyala Cinta, 2022), hlm. 134-135.
0 Comments