AROMA SABDA – Kamis, 04 April 2024

HARI KAMIS DALAM OKTAF PASKAH (P)
Kis 3:11-26; Mzm 8:2a.5.6-7.8-9; Luk 24:35-48 04

BACAAN INJIL: Luk. 24:35-48
“Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari ketiga.”

Dua murid yang dalam perjalanan ke Emaus ditemui oleh Yesus yang bangkit,
segera kembali ke Yerusalem. Mereka menceritakan kepada saudara-saudara apa
yang telah terjadi di tengah jalan, dan bagaimana mereka mengenali Yesus pada
waktu Ia memecah- mecahkan roti. Sementara mereka bercakap-cakap tentang
hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata, “Damai sejahtera bagi kamu!” Mereka terkejut dan takut, karena menyangka bahwa mereka melihat hantu. Akan tetapi Yesus berkata kepada mereka, “Mengapa kamu
terkejut, dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hatimu? Lihatlah tangan
dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini! Rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak
memiliki daging dan tulang, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku.” Sambil
berkata demikian Ia memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada mereka. Dan
ketika mereka belum juga percaya karena girang dan masih heran, berkatalah Yesus kepada mereka, “Adakah padamu makanan sini?” Lalu mereka memberikan
kepada-Nya sepotong ikan goreng. Ia mengambilnya dan memakannya di depan
mata mereka. Yesus berkata kepada mereka, “Inilah perkataan yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa
harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam Kitab Taurat Musa, kitab nabi-nabi, dan Kitab Mazmur.” Lalu, Yesus membuka pikiran mereka sehingga
mereka mengerti Kitab Suci. Kata-Nya kepada mereka, “Ada tertulis demikian:
Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga.
Dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah saksi dari semuanya ini.”

RENUNGAN
Ada berbagai situasi ketika orang mengira bahwa Tuhan adalah hantu. Biasanya,
situasi ini terjadi ketika sosok Tuhan dianggap sebagai ancaman yang menciptakan
rasa tidak aman. Rasa tidak aman ini bisa terjadi ketika hal yang diharapkan tak
sesuai dengan hal yang ditemukan. Itulah yang dialami oleh para murid dan juga
kita alami bersama. Kisah penampakan hari ini rasanya sangat menarik untuk
direnungkan. Di dalam kisah ini kita diajak untuk melihat bahwa Tuhan yang bangkit
ternyata tak menampakkan diri di dalam peristiwa spektakuler. Ia yang sebelum
disalibkan pernah menjadi sosok yang sangat terkenal ternyata malah sempat
tidak dikenali justru oleh orang-orang yang pernah tinggal dekat dengan Dia.
Lebih memprihatinkan lagi, mereka malah mengira Dia sebagai hantu! Memang
Tuhan yang bangkit menampakkan diriNya secara sederhana. Ia yang dahulu
menyembuhkan orang-orang sakit, setelah bangkit malah tampil seperti seorang
yang sakit atau cacat, sebab Ia menunjukkan tangan dan kaki yang berlubang karena
penyaliban. Artinya, setelah kebangkitan, Ia justru menampakkan diri sebagai orang
yang terluka. Tuhan kita memang Tuhan yang terluka. Ia mau menampilkan diri
sebagai sosok yang terluka untuk menegaskan bahwa “Tuhan beserta kita.” Dengan
menampilkan diri sebagai sosok yang terluka, Ia ingin menemani kita, ciptaan yang
terluka. Ia hendak memberi teladan bagi kita untuk mencari, melihat, menemukan
dan membagikan kemuliaan ilahi dalam keterbatasan manusiawi. • (P. Albertus Indra, OCD)

Baca versi lengkap: Buku Dupa Karmel, Edisi I 2024 (Yogyakarta: Nyala Cinta, 2024)

1 Comment

  1. Diana R. Barus

    Amin…..
    Sertailah kami ya Yesus yang terluka.

    Reply

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *