“Setiap orang harus selalu memperhatikan bahwa saat satu jenis air kurang, mereka bisa mengusahakan jenis lainnya” (Riwayat Hidup 18.9).
Santa Teresa memberikan beberapa nasihat yang sangat praktis pada permulaan pembahasan tentang doa yang tertinggi dalam Riwayat Hidup. Ia juga menjawab suatu pertanyaan yang tak ditanyakan pada saat yang sama. Nasihatnya adalah bahwa kita tidak harus terus menerus mengharapkan suatu diet rohani yang menyenangkan kita setiap kali kita berdoa. Kita tidak harus mengharapkan bahwa Allah akan memberi pengalaman tertinggi kepada kita setiap saat. “Tetapi hal ini tidak mungkin terjadi selagi kita hidupdi bumi ini” (Riwayat Hidup 18.9). Seperti telah dicatat dalam doa ketenangan, kadang-kadang kita harus kembali kepada “doa-doa sebagai senjata utama” (Riwayat Hidup 15.12). Karena itu di sini, di cara menyiram yang keempat, ia mencatat perlunya kembali ke cara menyiram taman yang lain saat “hujan” berhenti.
Pertanyaan tak terjawab yang dijawab oleh Santa Teresa dalam kutipan terkenal di atas adalah: Apakah kemajuan yang kita buat adalah tingkatan dari satu keadaan ke keadaan lain, sehingga sekali kemajuan tiba di titik tertinggi di sini, kita tidak pernah kembali ke tingkatan doa yang lebih rendah? Secara jelas, dari nasihatnya kita bisa mengetahui jawaban atas pertanyaan ini. Kita hanya akan mengalami kepenuhan ilahi dalam kehidupan kekal. Dalam kehidupan ini, di bumi, kita akan selalu membutuhkan semua bentuk doa untuk berada dengan “Dia yang kita tahu mencintai kita.”
Santa Teresa membicarkan fenomena pengalaman-pengalaman ini secara lebih rinci di dalam Puri Batin. Untuk sekarang, kita hanya akan merefleksikan hal-hal yang ditulisnya dalam cara menyiram keempat di buku Riwayat Hidup. Ia berbicara tentang akibat-akibat eksterior.
Dalam buku Riwayat Hidup (18.10), ia mengatakan bahwa pengalaman yang terjadi dalam doa persatuan adalah “sejenis pingsan.” Pingsan adalah satu jenis kehilangan kesadaran. Kehadiran Allah begitu menang- kap perhatian semua kemampuan interior dan eksterior, sehingga menghasilkan suatu kelemahan tetapi tidak menyakitkan. “Doa ini tidak menghasilkan bahaya, walaupun berlangsung lama” (Riwayat Hidup 18.11).
Hal ini mungkin mirip dengan pengalaman saat anda secara tiba-tiba melihat sesuatu yang sangat indah yang mengganggu Anda, lalu anda hanyut dalam kekaguman atas keindahan itu, “Semua energi eksternal hilang dan jiwa ditumbuhkan sehingga jiwa bisa menikmati kemuliaannya secara lebih baik. Kesenangan eksterior yang terasa sangat besar dan sangat khas” (Riwayat Hidup 18.10). Perbedaan nyata antara contoh saya tentang pingsan dan contoh yang diberikan oleh Santa Teresa adalah bahwa contoh saya disebabkan oleh panca indra. Contoh yang diberikan oleh Santa Teresa disebabkan oleh pengalaman jiwa tentang Allah.
“Benar bahwa pada awal, doa ini berlalu begitu cepat” (Riwayat Hidup 18.12). Keadaan ini bukan suatu kehilangan kesadaran atau satu jenis gangguan mental. Keadaan ini lebih kepada suatu peristiwa yang menyerap perhatian Anda dan kemampuan-kemampuan Anda secara lengkap.
“Menurut saya, perlu dicatat bahwa rentang terpanjang waktu, di mana jiwa tinggal dalam perhentian ini dari semua daya-dayanya, sangat singkat; seandainya jiwa tinggal berhenti untuk setengah jam, itu sudah sangat lama” (Riwayat Hidup 18.12).
“Dan betapa sebuah hadiah yang dahsyat, satu saat cukup untuk melunasi semua cobaan yang bisa diderita di dalam kehidupan” (Riwayat Hidup 18.9).
Dikutip dari buku: P. Aloysius Deeney, OCD, Renungan-Renungan Santa Teresa Dari Yesus dan Santo Yohanes Dari Salib, (Yogyakarta: Nyala Cinta, 2022), hlm. 124-126.
0 Comments