HARI SENIN OKTAF PASKAH (P)
Kisah Para Rasul 2:14.22-32; Mazmur 16:1-2a.5.7.8.9-10,11; 01 Matius 28:8-15
BACAAN INJIL: Mat. 28:8-15
“Katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di
sanalah mereka akan melihat Aku.”
Pada waktu itu, perempuan-perempuan pergi dari kubur, diliput rasa takut dan
sukacita yang besar. Mereka berlari cepat-cepat untuk memberitahukan kepada
para murid bahwa Yesus telah bangkit. Tiba-tiba Yesus menjumpai mereka
dan berkata, “Salam bagimu.” Mereka mendekati-Nya, memeluk kaki-Nya, dan
menyembah-Nya. Maka kata Yesus kepada mereka, “Jangan takut! Pergi dan
katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di
sanalah mereka akan melihat Aku.” Ketika mereka masih di tengah jalan, datanglah
beberapa orang dari penjaga makam Yesus ke kota dan memberitahukan segala
yang terjadi itu kepada imam-imam kepala. Dan sesudah berunding dengan
kaum tua-tua, mereka mengambil keputusan, lalu memberikan sejumlah besar
uang kepada serdadu-serdadu itu dan berkata, “Kamu harus mengatakan, bahwa
murid-murid Yesus datang malam-malam dan mencuri jenazah-Nya ketika kamu
sedang tidur. Dan apabila hal ini kedengaran oleh wali negeri, kami akan berbicara
dengan dia, sehingga kamu tidak beroleh kesulitan apa-apa.” Mereka menerima
uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan cerita ini tersiar
di antara orang Yahudi sampai sekarang ini.
RENUNGAN
Mulai hari ini hingga awal pekan depan, kita diundang untuk merenungkan
berbagai kisah penampakan Tuhan yang bangkit. Kisah-kisah itu disampaikan dengan
berbagai cara untuk mengingatkan kita bahwa pekan ini adalah pekan yang sangat
istimewa. Secara liturgis, perayaan liturgi harian dalam pekan ini nilainya setara
dengan perayaan pada Hari Minggu atau Hari Raya. Sambil menyadari keistimewaan
pekan ini selagi merenungkan Sabda Tuhan, marilah kita mengingat peristiwa yang
terjadi tiga tahun yang lalu, saat Paus Fransiskus menetapkan bahwa para wanita
dapat mengambil bagian secara resmi sebagai pelayan sabda. Di balik berbagai
kritik yang dilontarkan, sebenarnya keputusan itu memiliki dasar alkitabiah yang
tepat, sesuai bacaan Injil hari ini yang menunjukkan bahwa setelah Yesus bangkit,
orang-orang pertama yang diminta untuk meneruskan Sabda Tuhan adalah para
wanita. Tak ada orang yang tahu secara persis alasan Tuhan untuk memilih para
wanita sebagai pewarta pertama kabar tentang kebangkitan. Ada yang berpikir
bahwa para wanita memiliki bakat alamiah untuk meneruskan kabar, sehingga
banyak hal mudah tersebar di kalangan mereka. Selain itu, mungkin saja mereka
dipilih oleh Tuhan sebab mereka telah setia menemani-Nya sepanjang Jalan Salib.
Kepada mereka yang setia inilah Tuhan meminta untuk “Pergi dan wartakanlah
kepada saudara-saudara-Ku supaya mereka pergi ke Galilea.”
Galilea sebenarnya terletak jauh di utara, jauh dari tempat kebangkitan Tuhan.
Meskipun jauh, sebenarnya di sanalah kampung halaman para murid dan kampung
halaman Yesus. Di sana pula para murid bertemu dengan Yesus untuk pertama
kalinya. Dengan kata lain, Galilea adalah tempat tumbuhnya cinta pada pandangan
pertama, tempat para murid dipanggil oleh Tuhan dan tempat dimulainya hubungan
mereka dengan Tuhan. “Pergi ke Galilea untuk melihat Tuhan” sebenarnya adalah
suatu perintah yang amat dalam maknanya, juga bagi kita. Perintah ini bukan
sekadar perintah untuk pulang ke kampung halaman atau perintah untuk kembali
ke masa lampau. “Kembali ke Galilea” adalah perintah untuk membaca kembali
pengalaman masa lalu dengan cara pandang dan keyakinan baru bahwa Tuhan
selalu menyertai dari dahulu, kini dan seterusnya. Marilah “kembali ke Galilea!”
Marilah mengingat kembali awal keakraban dengan Tuhan dan semoga jangan ada
yang terkejut bila Ia ada di sana, sebab memang ia telah berjanji untuk mendahului
kita ke “Galilea pribadi” kita untuk menunjukkan bahwa Ia tetap setia menemani
perjalanan kehidupan kita. • (P. Albert Indra, OCD)
Baca versi lengkap: Buku Dupa Karmel, Edisi I 2024 (Yogyakarta: Nyala Cinta, 2024)
0 Comments