“Inilah sebuah anugerah besar bagi mereka yang diberikan anugerah ini oleh Tuhan; kehidupan aktif dan kontemplatif dipadukan…Martha dan Maria berjalan bersama” (Jalan Kesempurnaan 31.5).
Saat membahas akibat doa terhadap tertidurnya daya-daya batin, Santa Teresa menunjukkan bahwa kebajikan-kebajikan tumbuh dengan cara yang tidak bisa dijelaskan. “Kebajikan-kebajikan sekarang lebih kuat daripada doa ketenangan sebelumnya. Jiwa tidak bisa menyangkalnya karena ia melihat bahwa ia berbeda dan tidak mengerti caranya hal ini terjadi” (Riwayat Hidup 17.3). Pada tahap-tahap awal perjalanan rohani, kita mengambil banyak tindakan dalam diri kita untuk memperoleh kebajikan. Untuk belajar sabar, kita harus mengalami tidak sabar. Untuk belajar hening, kita harus mengalami banyak dipermalukan karena mengatakan sesuatu yang kemudian kita sesali.
Tetapi sekarang kita lebih kuat dan tampak bagi kita bahwa hal itu terjadi tiba-tiba. Kita berusaha melayani secara lebih konkret dan enerjik. “Ia cenderung mengerjakan karyaamal kasihdan melakukan urusan yang harus dilakukan sesuai dengan status hidupnya dan membaca” (Riwayat Hidup 17.4). Menarik bahwa Santa Teresa memasukkan membaca sebagai satu hal yang dilakukan oleh jiwa sebagai sebuah pelayanan. Ia sangat dipengaruhi oleh hal yang dibacanya dan menekankan bacaan sebagai bagian dari program kemajuan.
Setiap kita memiliki status kehidupan yang menentukan urusan kita. Klerus, biarawan/biarawati, pasutri, janda/duda, lajang, semua kita memiliki hal yang harus kita pelihara. Pertumbuhan dalam relasi doa akan membuat kita lebih mampu memenuhi kewajiban-kewajiban kita.
“Dia tidak beristirahat selain dalam melakukan beberapa pelayanan kecil bagiMu” (Riwayat Hidup 16.5). “Melakukan beberapa pelayanan kecil bagiMu.” Pusat perhatian kita bukan diri kita lagi. Pusat perhatian kita sekarang selalu adalah Tuhan. Apa yang bisa kita perbuat bagiNya adalah hasil dari pertumbuhan kasih bagiNya.
Santa Teresa dalam Riwayat Hidupmenulis dalam sebuah kalimat tentang anugerah yang diterimanya dari Tuhan, “Karena hal itu adalah suatu rahmat untuk menerima anugerah Tuhan, yang lain, untuk mengerti berkat dan rahmat dan ketiga untuk mengetahui cara menggambarkan dan menjelaskannya” (Riwayat Hidup 7.5). Inilah alasan pasti mengapa Santa Teresa dari Yesus menjadi pujangga gereja.
Rahmat pertama, menerima anugerah Allah, kita semua hidup di hadapan Allah yang mencintai kita.
Rahmat kedua, mengerti rahmat yang diterima, beberapa orang di antara kita menjadi sadar bahwa kita berada di hadapan Allah dan mengerti bahwa Ia mencintai kita.
Rahmat ketiga, mengetahui cara menjelaskan rahmat yang diterima, sedikit orang di antara kita bisa membantu orang lain untuk mengerti pengalaman kehadiran dan cinta Allah.
Seorang mistik (mystic) adalah dia yang tahu dan menghidupi pengalaman kehadiran Allah yang mencintai.
Seorang guru (mystagogue) adalah dia yang bisa membantu orang lain untuk mengetahui dan menghidupi pengalaman kehadiran Allah yang mencintai.
“Walalupun kehidupan seseorang akan menjadi lebih aktif daripada kontemplatif…Martha dan Maria tidak pernah hampir gagal bekerjasama saat jiwa berada dalam status ini” (Gagasan-Gagasan tentang Cinta Allah 7.3).
Dikutip dari buku: P. Aloysius Deeney, OCD, Renungan-Renungan Santa Teresa Dari Yesus dan Santo Yohanes Dari Salib, (Yogyakarta: Nyala Cinta, 2022), hlm. 116-118.
0 Comments