“Pada satu waktu, jiwa tampaknya lelah memutar engkol dan bekerja dengan akal budi, dan mengisi saluran air. Tetapi di sini air itu letaknya lebih tinggi dan karenanya pekerjaannya kurang daripada yang pekerjaan yang dituntut untuk menimba air dari sumur. Maksud saya, air lebih dekat karena rahmat lebih jelas terwujud di dalam jiwa”(Riwayat Hidup 14.2).
Dalam kutipan Riwayat Hidup di atas, Santa Teresa menggabungkan rekoleksi eksterior (jenis doa yang bisa kita lakukan dengan usaha sendiri) dan rekoleksi interior (jenis doa yang adikodrati dan berasal dari Allah). Kita melakukan usaha kita, mungkin lagi dan lagi, dengan berefleksi dan menenangkanpikiran serta jiwa kita dengan secara aktif “mengisi saluran air,” yang berarti membuat diri kita sadar dan memperhatikan kehadiran Allah di dalam diri kita. “Tetapi letak airnya lebih tinggi,” artinya rahmat kehadiran Allah lebihmudahdimengerti daripadasebelumnya dankarena itu menjadi lebih efektif.
“Akal budi dihimpun secara lebih cepat dengan jenis doa ini walaupun mungkin hanya berupa doa vokal; doa itu adalah doa yang membahwa banyak berkat. Doa ini disebut ‘rekoleksi’ karena jiwa menghimpun daya-dayanya dan masuk ke dalam dirinya untuk berada bersama Allahnya. Dan Pembimbing Ilahi datang untuk mengajarnya dan memberinya doa ketenangan secara lebih cepat daripada yang mungkin dilakukanNya dengan cara lain” (Jalan Kesempurnaan 28.4).
Jiwa menyiapkan dirinya untuk menerima Pembimbing saat Ia datang. Saya menyiapkan diri saya untuk menerima, saya tidak membawa Sang Pembimbing. Ia datang saat Ia siap; tetapi perhatikanlah “walaupun doa mungkin hanya berupa vokal” (Jalan Kesempurnaan 28.4). Artinya peristiwa itu tidak harus terjadi saat orang menjalankan meditasi atau saat duduk sendiri dalam keheningan sikap kontemplatif, tetapi bahkan bisa terjadi saat berdoa secara vokal, namun pasti dengan kesadaran, bahwa Tuhan bisa mengunjungi jiwa dengan rekoleksi interior (doa ketenangan).
Rekoleksi aktif: “Saya mengakhiri dengan mengatakan bahwa siapapun yang berharap untuk memperolehnya, sebab seperti saya katakan bahwa hal itu terletak di dalam kuasa kita, seharusnya tidak lelah untuk menggunakan hal-hal yang telah dijelaskan” (Jalan Kesempurnaan 29.7).
Santa Teresa merangkum cara mencapai sikap rekoleksi ini. Yang termasuk di dalamnya adalah:
- Suatu pertumbuhan bertahap dalam pengendalian diri (suatu pengendalian pikiran-pikiran dan ingatan-ingatan).
- Suatuakhir untuk petualangan yang sia-sia (pemahaman yang lebih baik untuk tidak memperhatikan gangguan-gangguan).
- Menggunakan indra-indra untuk kehidupan batin (ingatlah kehadiran Dia yang Anda tahu mengasihi Anda). (Jalan Kesempurnaan 7).
- Mengingatkan diri Anda bahwa Anda membutuhkan Allah dan betapa Ia ingin berada bersama
Lakukanlah ini sesering mungkin sepanjang hari selama beberapa saat. Percayalah bahwa Ia akan menanggapi.
“Saat rekoleksi ini diberikan oleh Tuhan, kamu tidak akan menggantinya dengan harta lainnya” (Jalan Kesempurnaan 29.7).
Dikutip dari buku: P. Aloysius Deeney, OCD, Renungan-Renungan Santa Teresa Dari Yesus dan Santo Yohanes Dari Salib, (Yogyakarta: Nyala Cinta, 2022), hlm, 99-102.
0 Comments