“Kamu harus mengerti bahwa rekoleksi ini bukan sesuatu yang adikodrati…” (Jalan Kesempurnaan 29.4).
“Ini adalah sebuah rekoleksi yang juga saya kira adikodrati” (IV Puri Batin 3.1).
Marilah kembali kepada subjek Santa Teresa dan pengalaman yang digambarkannya sebagai “doa rekoleksi.” Secara nyata, dari dua kutipan di atas, Santa Teresa menggunakan istilah “rekoleksi” untuk berbicara tentang dua jenis pengalaman doa. Saat Santa Teresa berbicara tentang doa rekoleksi, kita harus melihat konteks untuk melihat tipe doa rekoleksi mana yang dimaksudkannya.
Dalam Jalan Kesempurnaan (29.4), ia sedang berbicara tentang bagian paling penting dari pengalaman rekoleksi eksterior. “Rekoleksi ini adalah suatu yang bisa kita inginkan dan kita capai sendiri dengan bantuan Allah. Rekoleksi ini bukan suatu ketenangan daya-daya batin; tetapi suatu pengerahan daya-daya di dalam jiwa” (Jalan Kesempurnaan 29.4).
Pribadi pendoa biasanya bisa mengembangkan hal yang memampukan orang itu untuk “menutup daya-daya dalam jiwa.” Melalui ungkapan itu, ibu kita ingin menunjuk kepada kemampuan untuk menenangkan pikiran dan ingatan sehingga seseorang mampu tenang di hadapan Tuhan. “Karena itu kita harus melepaskan diri kita dari segalanya untuk mendekati Allah secara interior danbahkan di tengah berbagai kesibukan yang menarik kita di dalam diri kita sendiri. Walaupun hal itu hanya sekejap, saya ingat bahwa saya memiliki Sahabat itu dalam diri saya, melakukannya secara demikian sangat bermanfaat” (Jalan Kesempurnaan 29.5). Kita melakukan hal ini. Kita menenangkan diri kita.
Rekoleksi yang adikodrati atau interior itu berbeda. Saat mulai berbicara tentang cara kedua untuk menyiram taman, Santa Teresa menulis: “Di sini jiwa mulai dihimpun dan tiba kepada sesuatu yang adikodrati karena tak ada yangbisa memperoleh doa ini melalui usaha yang mungkin dibuat” (Riwayat Hidup 14.2).
Dia menyebut doa ini sebagai doa ketenangan. “Dalam doa yang saya bicarakan ini, yang akan saya sebut doa ‘ketenangan’ karena ketenangan yang disebabkan di dalam semua daya batin…tampaknya seluruh manusia secara interior dan eksterior merasa nyaman” (Gagasan-Gagasan tentang Cinta Allah 4.2). “Ketenangan yang disebabkan” adalah akibat dari pengalaman pertama tentang kehadiran Allah di dalam diri.
Tampaknya Santa Teresa menyarankan untuk sering menjalankan doa rekoleksi eksterior untuk menyiapkan kita kepada pengalaman doa rekoleksi interior. Karena bersifat interior dan adikodrati, pengalaman itu terjadi karena Allah yang telah menyebabkan hal itu terjadi.
“Paling pasti Allah tidak gagal, karena saat Sri Baginda telah memberikan kepada satu jiwa anugerah untuk mencapai tahap ini, saya tidak percaya bahwa Ia akan gagal untuk memberikan kepadanya lebih banyak anugerah kecuali karena kesalahan jiwa itu” (Riwayat Hidup 15.2).
Dikutip dari buku: P. Aloysius Deeney, OCD, Renungan-Renungan Santa Teresa Dari Yesus dan Santo Yohanes Dari Salib, (Yogyakarta: Nyala Cinta, 2022), hlm. 97-99.
0 Comments