Seri Karmelitana – Hari 38

“Betapa jiwa sungguh memperoleh banyak hal melalui suatu pendarasan sempurna doa vokal dan betapa Allah mau mengangkat jiwa dari doa ini menuju hal-hal adikodrati” (Jalan Kesempurnaan 25, Judul).

Puri Batin adalah karya terakhir yang ditulis oleh Santa Teresa. Di sini dia mengungkapkan suatu hal luhur bagi seseorang yang bisa disebut sebagai rahmat kontemplasi. Semua orang dipanggil kepada pengalaman tertinggi tentang Allah di dalam kontemplasi. Beberapa orang dipanggil ke dalam pengalaman itu di sini, di dalam hidup kini. Mereka dipanggil kepada tingkatan yang paling maju ini karena Allah telah memberikan kepada mereka pengalaman ini demi tujuanNya. “Dalam kontemplasi yang saya sebutkan sekarang, kita tidak bisa melakukan apa-apa; Sri Baginda adalah pihak yang melakukan segalanya, karena hal ini adalah karyaNya yang melampaui kodrat kita” (Jalan Kesempurnaan 25.3).

Kita yang dipanggil kepada kontemplasi ini, mungkin perlu menunggu hingga kehidupan selanjutnya. “Dia akan menyimpan hadiah ini bagimu agar bisamemberikannya kepadamusegera nanti di surga.” (Jalan Kesempurnaan 25.7).

Saat Santa Teresa mulai menjelaskan pintu ke dalam puri, ia mengatakan: “Sejauh yang bisa saya mengerti, pintu masuk menuju puri ini adalah doa dan refleksi. Saya tidak bermaksud bahwa doa batin bernilai lebih daripada doa vokal, karena doa vokal adalah doa yang harus didampingi oleh refleksi. Suatu doa di mana seseorang tidak menyadari hal-hal yang sedang dikatakannya, hal-hal yang sedang dimohonkannya, siapa yang sedang meminta dan siapa yang sedang diminta, saya tidak menyebutnya sebagai doa meskipun bibir bergerak” (I Puri Batin 1.7).

Doa vokal adalah doa. Kesempurnaan doa kita terwujud saat kita sadar bahwa kita sedang berbicara kepada Allah. Jika seorang manusia, saat berdoa, memiliki gangguan atau tertidur, apakah ia merusak doanya? Perlukah itu mengulang bagian yang hilang? Ternyata tidak selamanya begitu. Sejauh orang itu kembali kepada ingatan tentang Tuhan, doa adalah sesuatu yang nyata dan Tuhan mendengarkan.

Kidung Agung 5:2 mengatakan “Aku tidur tetapi hatiku terjaga.” Doa vokal, adalah bagian dari panggilan setiap orang Kristen dan sebanding dengan “pintu” menuju puri kontemplasi tertinggi, tanpa memandang kesempurnaan manusia, melainkan soal cinta untuk menggunakan waktu bersama Seseorang yang kita tahu sangat mencintai kita.”

Dikutip dari buku: P. Aloysius Deeney, OCD, Renungan-Renungan Santa Teresa Dari Yesus dan Santo Yohanes Dari Salib, (Yogyakarta: Nyala Cinta, 2022), hlm. 78-79.

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *