“Saya telah berbicara, menjawab, mewujudkan dan menyingkapkan kepadamu dengan memberi Dia sebagai seorang saudara, sahabat, guru, tebusan dan hadiah” (II Pendakian Gunung Karmel 22.5).
Santa Teresa dari Yesus
Santo Yohanes dari Salib
Yesus dari Salib
Pengalaman rohani dan ajaran para karmelit Pujangga Gereja berpusat kepada kasih yang ditunjukkan dan diarahkan kepada Sang Tersalib. Santo Paulus mengatakan: “Saat saya datang di antara kamu saudara-saudara, saya tidak datang mewartakan kepadamu kesaksian Allah dalam kata-kata yang tinggi atau kebijaksanaan. Karena saya memutuskan untuk tidak mengetahui apapun di antara kamu selain Yesus Kristus dan Dia yang tersalib” (1 Kor 2:1-2).
“Arahkanlah matamu kepada Sang Tersalib dan semuanya akan menjadi kecil bagimu” (VII Puri Batin 4.8).
“Biarkanlah Kristus yang Tersalib cukup bagimu” (Ucapan-Ucapan tentang Cahaya dan Cinta 92).
Salib bukanlah pusat kekristenan. Seseorang yang ada di salib itulah pusat kita. Silih dosa, pengorbanan dan matiraga bukan hal-hal untuk menyiksa diri. Kita tidak melakukannya untuk meniru Kristus. Kita berkorban untuk menemani Kristus dalam misiNya untuk membawa dunia kepada Bapa. Kita menemani Dia karena kasihNya bagi Bapa dan bagi kita.
Penyaliban Kristus adalah titik pusat penjelmaan Kristus dan secara mendalam menegaskan “KemanusiaanNya yang Mahakudus.” Misteri kelahiran menunjukkan Yesus memperkenalkan diriNya dengan kita di titik yang tak tertolong dalam keberadaan manusiawi. Misteri penyaliban menunjukkan Yesus memperkenalkan titik terendah keberadaan manusiawi.
Kita tidak pernah sendirian. Ia selalu berada bersama kita. Kita harus mengingatkan diri kita bahwa Ia bersama kita dan bahwa kasihNya bagi kita sangat besar. Salib dan salib-salib kita yang disatukan kepadaNya menyelamatkan dunia. Dengan cara ini, kita bisa mengerti cara saat kita “mempersembahkan diri” kita yang sedang menyatukan diri kita kepada misi keselamatan ilahi.
Santa Teresa menulis kepada seorang sahabatnya, Muder Maria dari Santo Yosef pada 4 Juni 1578, “Kau telah mengetahui bahwa jika kau mau berbahagia dalam Sang Tersalib, kau harus menanggung salib. Tidak perlu kau bertanya soal ini…karena Sri Baginda membimbing mereka yang dicintaiNya sepanjang jalan yang sama seperti yang dilakukanNya kepada PutraNya” (Surat-Surat 248.7).
Dikutip dari buku: P. Aloysius Deeney, OCD, Renungan-Renungan Santa Teresa Dari Yesus dan Santo Yohanes Dari Salib, (Yogyakarta: Nyala Cinta, 2022), hlm. 73-74.
0 Comments