Seri Karmelitana – Hari 34

“Saya telah berbicara, menjawab, mewujudkan dan menyingkapkan kepadamu dengan memberi Dia sebagai seorang saudara, sahabat, guru, tebusan dan hadiah” (II Pendakian Gunung Karmel 22.5).

Saat kita mempelajari Kitab Suci dan menggunakan Injil-Injil selama waktu doa pribadi, kita “berada sendiri bersama Seseorang”, kita memiliki hubungan yang paling konkret denganpengungkapan rahasia Allah. Santo Yohanes dari Salib menulis: “Jika Aku telah memberitahukan PutraKu kepadamu dalam SabdaKu, dan jika Aku tidak memiliki sabda lain, jawaban atau pengungkapan apa yang bisa Kubuat sekarang yang akan melampauinya?” (II Pendakian Gunung Karmel 22.5).

Dan di dalam Ucapan-Ucapan tentang Cahaya dan Cinta ia berkata, “Bapa mengucapkan satu Sabda, yang adalah PutraNya dan Sabda yang diucapkannya ini selalu berada dalam keheningan abadi, dan dalam keheningan haruslah Ia didengarkan oleh jiwa-jiwa”. Dalam Mazmur (50: 3) kita mendoakan, “Dia sedang datang, Allah kita dan tidak akan tetap hening” (Ucapan-Ucapan tentang Cahaya dan Cinta 100).

Kita bisa mendengar Allah, bukan dari langit, bukan dengan cara luar biasa. Kita bisa mendengar Allah dengan mendengarkanNya di dalam hati kita, sebagaimana kita merenungkan SabdaNya yang menjadi daging yang tinggal di halaman-halaman Injil. Dokumen Konsili Vatikan II tentang wahyu ilahi mengatakan bahwa “Kita berbicara kepadaNya saat berdoa; kita mendengar Dia saat kita membaca sabda-sabda ilahi” (Dei Verbum 25). Kita mendengar Allah berbicara kepada kita dengan mata kita seba- gaimana kita merenungkan SabdaNya yang menjadi daging.

Inilah ajaran dalam Regula Santo Albertus. Itulah ajaran Santa Teresa. Dan itulah ajaran Santo Yohanes dari Salib. Ia tidak datang dalam keheningan. Kita tidak sendirian. Santa Teresa menyerukan. “Oh betapa Engkau telah menjadi seorang sahabat yang baik ya Tuhan” (Riwayat Hidup 8.6).

Santo Yohanes dari Salib melaporkan bahwa ia mendengar Tuhan berkata: “Aku adalah milikmu dan bagimu dan Aku bahagia menjadi Diriku apa adanya bagimu dan memberikan Diriku bagimu” (Nyala Api Cinta yang Hidup 3.6).

Dikutip dari buku: P. Aloysius Deeney, OCD, Renungan-Renungan Santa Teresa Dari Yesus dan Santo Yohanes Dari Salib, (Yogyakarta: Nyala Cinta, 2022), hlm. 72-73.

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *