Hari Biasa Pekan I Prapaskah (U)
Yes. 55:10-11; Mzm. 34:4-5,6-7,16-17,18-19; Mat. 6:7-15
BACAAN INJIL: Mat. 6:7-15
“Yesus mengajar murid-Nya berdoa”.
Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Dalam doamu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata, doa mereka dikabulkan. Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, seperti kamu minta kepada-Nya. Karena itu, berdoalah begini: Bapa kami yang ada di surga, dikuduskanlah nama-Mu. Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga. Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya, dan ampunilah kami atas kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan. Tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. Amin. Karena, jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.”
RENUNGAN
Di awal Kitab Kejadian, di setiap ujung Firman Tuhan terjadi apa yang dikatakan oleh-Nya. Firman Tuhan itu mencipta dan menjadikan sesuatu dari ‘yang tiada menjadi ada. Senada dengan hal itu, Nabi Yesaya percaya bahwa Sabda Tuhan tidaklah sia-sia. Apa yang dikatakan oleh Tuhan, menurut Yesaya, akan berbuah bagi tumbuh kembang iman umat-Nya. Begitu pula usaha umat-Nya untuk membangun relasi sosial yang harmonis di dalam kancah kehidupannya. Tak bisa dipungkiri bahwa dalam kehidupan bersama kadangkala terjadi gesekan kepentingan, ambisi berlebihan, dan egosentris yang tinggi. Hal-hal ini bisa berdampak pada tumbangnya bangunan hubungan antar sesama. Atas dasar kesadaran tersebut seorang spiritualis yang adalah sekaligus seorang beriman butuh untuk berdoa. Sebab di dalam percakapan yang mesra dengan Tuhan kita memperoleh pemahaman betapa penting dan indahnya kehidupan bersama. Sekali lagi, itu hanya bisa terjadi jika kita terbuka pada firman Tuhan. Ingat, firman Tuhan tidak pernah sia-sia. • (P. Yohanes Mikot Fios, OCD)
Baca versi lengkap: Buku Dupa Karmel, Edisi I 2024 (Yogyakarta: Nyala Cinta, 2024)
Amin