AROMA SABDA – Sabtu, 17 Februari 2024

Hari Sabtu ses Rabu Abu (U)
Yes. 58:9b-14; Mzm. 86:1-2.3-4.5-6; Luk. 5:27-32

BACAAN INJIL: Luk. 5:27-32

Sekali peristiwa, Yesus melihat seorang pemungut cukai yang bernama Lewi, sedang duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya, “Ikutlah Aku!” Maka berdirilah Lewi dan meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Dia. Lalu Lewi mengadakan suatu perjamuan besar untuk Yesus di rumahnya. Sejumlah besar pemungut cukai dan orang-orang lain ikut makan bersama-sama dengan Dia. Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat bersungut-sungut kepada murid-murid Yesus, “Mengapa kamu makan dan minum bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” Lalu jawab Yesus kepada mereka, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit! Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat.”

RENUNGAN

Tentunya banyak teman Lewi yang tidak akan terkejut mendengar apa yang sedang terjadi. Lewi, sang pemungut cukai, mengadakan perjamuan perpisahan karena ia akan meninggalkan semua yang dimilikinya untuk mengikuti seorang rabi bernama Yesus, seorang yang tidak memiliki tempat untuk meletakkan kepalanya. Lewi telah membuat keputusan ketika Yesus melewati kantor pajaknya dan meng-undangnya untuk mengikuti-Nya. “Mari dan ikutlah Aku”, itulah yang dikatakan Injil kepada kita hari ini. Kita tidak tahu apakah ia sudah mengenal-Nya, apakah ia pernah mendengar-Nya sebelumnya; yang ada hanyalah bahwa ia meninggalkan segala sesuatu dan mengikuti-Nya.

Ada banyak hal yang harus ditinggalkan Lewi dalam ingatannya selamanya. Tetapi Lewi tidak memasang wajah yang sedih, menyesal dan meratapi mengapa semua itu harus ditinggalkannya. Alih-alih merasa menyesal, dia justru mengadakan pesta. Sebuah pesta sukacita karena dia yang dijauhi oleh banyak orang justru telah dirangkul untuk merengkuh keselamatan dari Tuhan. Betapa banyak yang harus kita pelajari dari Lewi. Dia menyadari bahwa tidak ada satu pun dalam hidup ini, yang dapat dibandingkan dengan harta karun yang telah ditemukannya, yakni keselamatan. Perjumpaan dengan Tuhan selalu mendatangkan perubahan diri ke arah yang lebih baik. Semoga kita juga dapat berjumpa dengan Tuhan pada masa Prapaskah ini dan tahu bagaimana meninggalkan segala sesuatu untuk mengikuti satu-satunya sosok yang telah menunjukkan Jalan, Kebenaran dan Hidup bagi kita. • (P. Kosmas Tika Roga, OCD)

Baca versi lengkap: Buku Dupa Karmel, Edisi I 2024 (Yogyakarta: Nyala Cinta, 2024)

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *