AROMA SABDA – Selasa, 13 Februari 2024

Pekan Biasa VI (H)
Yak. 1:12-18; Mzm. 94:12-13a,14-15,18-19; Mrk. 8:14-21

BACAAN INJIL: Mrk. 8:14-21

Pada suatu hari murid-murid Yesus lupa membawa roti. Hanya sebuah roti saja yang ada pada mereka dalam perahu. Lalu Yesus memperingatkan mereka, kata-Nya, “Berjaga-jaga dan awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes.” Maka mereka berpikir-pikir, dan seorang berkata kepada yang lain, “Itu dikatakan-Nya karena kita tidak mempunyai roti.” Ketika Yesus tahu, apa yang mereka perbincangkan, Ia berkata, “Mengapa kalian memperbincangkan soal tidak ada roti? Belum jugakah kalian memahami dan mengerti? Telah degilkah hatimu? Kalian mempunyai mata, tidakkah kalian melihat? Dan kalian mempunyai telinga, tidakkah kalian mendengar? Sudah lupakah kalian waktu Aku memecah-mecahkan lima roti untuk lima ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti yang kalian kumpulkan?” Jawab mereka, “Dua belas bakul.” “Dan pada waktu tujuh roti untuk empat ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti yang kalian kumpulkan?” Jawab mereka, “Tujuh bakul.” Lalu kata Yesus kepada mereka, “Masihkah kalian belum mengerti?”

RENUNGAN

Para murid merasa takut sebagaimana kita takut menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari. Perhatian mereka lebih fokus pada pemecahan masalah saat itu dan tidak terlalu banyak melihat kepada Guru yang selalu bersama mereka. “Tidakkah kamu melihat dengan matamu dan mendengar dengan telingamu?” Jawab Tuhan kepada mereka. Mereka bersama dengan Tuhan, tetapi mata mereka fokus pada realitas lain dan mereka meragukan kuasa Tuhan yang tak terbatas.

Mereka telah melihat mujizat dan kuasa-Nya, tetapi mereka lebih memilih untuk menaruh kepercayaan pada kekuatan manusiawi mereka sendiri. Tuhan Yesus telah berkata: “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu” (Mat. 6:33). Tetapi mereka tidak memiliki kepercayaan diri. Kita sering menghadapi kesulitan karena tidak melihat Tuhan yang selalu bersama kita dan ingin menolong kita. Betapa mudahnya kita merasa lelah dan bosan ketika kita menghadapi pergumulan sehari-hari sendirian.

Marilah kita menyemangati diri kita sendiri dengan dasar Firman Tuhan Yesus hari ini: “Kamu mempunyai mata, tidakkah kamu melihat, dan kamu mempunyai telinga, tidakkah kamu mendengar?”. Tuhan menyertai kita dan hanya ingin kita bahagia. Marilah kita percaya kepada-Nya. Percaya akan kasih Allah bagi kita secara khusus adalah penyebab dan sumber sukacita sejati karena kita benar-benar merasa bahwa kita adalah anak kesayangan Allah. Tak perlu lagi kita hidup dengan membanding-bandingkan hidup kita dengan orang lain. Semua kita mendapat berkat yang berbeda-beda dari Tuhan.

St. Theresia dari Kanak-Kanak Yesus (Lisieux) mengatakan, “Kalau semua bunga mau menjadi mawar, maka alam akan kehilangan kesemarakan musim seminya dan padang tidak lagi berdandanan kembang pusparagam.” Marilah kita menjadi cerminan kasih Allah dalam hidup kita dengan menyebarkan aroma bunga mungil yang kita miliki agar orang tahu bahwa kita orang yang terberkati. • (P. Kosmas Tika Roga, OCD)

Baca versi lengkap: Buku Dupa Karmel, Edisi I 2024 (Yogyakarta: Nyala Cinta, 2024)

1 Comment

  1. Diana R. Barus

    Amin

    Reply

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *