Pekan Biasa V (H)
1Raj. 11:4-13; Mzm. 106:3-4,35-36,37,40; Mrk. 7:24-30

BACAAN INJIL: Mrk. 7:24-30

Pada waktu itu Yesus meninggalkan daerah Galilea dan berangkat ke daerah Tirus. Ia masuk ke sebuah rumah dan tidak mau bahwa ada orang yang mengetahui-nya. Tetapi kedatangan-Nya tidak dapat dirahasiakan. Malah di situ ada seorang ibu, yang anak perempuannya kerasukan roh jahat. Begitu mendengar tentang Yesus, ibu itu datang dan tersungkur di depan kaki-Nya. Ibu itu seorang Yunani berkebangsaan Siro-Fenisia. Ia mohon kepada Yesus supaya mengusir setan dari anaknya. Yesus lalu berkata kepadanya, “Biarlah anak-anak kenyang dahulu! Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.” Tetapi ibu itu menjawab, “Benar, Tuhan! Tetapi anjing di bawah meja pun makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak.” Lalu Yesus berkata kepada ibu itu, “Karena kata-katamu itu, pulanglah, sebab setan itu sudah keluar dari anakmu.” Ibu itu pulang ke rumah dan mendapati anaknya terbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar.

RENUNGAN

Perjalanan Yesus ke daerah Siro-Fenisia menandakan universalitas kasih Yesus yang datang bukan hanya untuk orang Yahudi saja, tetapi untuk semua orang, segala kaum dan bangsa. Kasih Tuhan adalah untuk semua orang. Kisah kasih Allah sesuai Injil hari ini sesungguhnya memberi inspirasi dan pelajaran berharga bagi kita dalam doa sebagai salah satu cara menimba kasih Allah.

Perempuan Siro-Fenisia itu percaya sungguh kepada Yesus. Memang, doa perempuan itu tidak langsung dikabulkan, bahkan ditantang oleh Yesus. Perempuan itu telah menunjukkan bahwa beriman kepada Allah berarti juga bersabar dan tetap menyerahkan diri dengan penuh harapan. Sering doa kita tidak langsung dikabulkan, tetapi Tuhan tetaplah Tuhan yang berbelas kasih dan peduli. Dia membuat segala sesuatu indah pada waktunya (lih. Pkh 3:11). • (P. Markus Ture, OCD)

Baca versi lengkap: Buku Dupa Karmel, Edisi I 2024 (Yogyakarta: Nyala Cinta, 2024)